Senin, 27 Februari 2012

Dalam Sebulan, 107 Warga Terserang DBD


KAYUAGUNG – Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) saat ini masih menjadi masalah kesehatan yang belum terselesaikan karena jumlah penderitanya masih banyak. Berdasarkan data yang masuk di Dinas Kesehatan (Dinkes) OKI, tercatat sebanyak 107 orang terserang DBD selama Februari 2012.
Jumlah tersebut terbilang masih sangat tinggi, walaupun ada sedikit penurunan dibandingkan Januari 2012, dimana jumlah penderita yang mencapai 204 orang dan meninggal dunia sebanyak 3 orang. Jika ditotal seluruhnya  warga OKI yang serang DBD selama dua bulan terakhir ini mencapai 311 orang.
Berdasarkan rekapitulasi data kasus DBD di Kabupaten OKI, selama Februari 2012 berjumlah 107 orang, dengan rincian pasien perempuan sebanyak 64 orang, laki-laki berjumlah  43 orang. “Penderita masih didominasi usia 15 tahun yang berjumlah 33 orang,” kata Kepala Dinkes OKI, dr Mgs HM Hakim MKes, melaui Kabid P2PL, Bayumi Ismail, didampingi Kasi Pemberantasan Penyakit, dr Herry Yan Ridho.
Dijelaskannya, wilayah yang masih mendominasi banyak terserang DBD adalah Kecamatan Kayuagung, dengan jumlah pasien mencapai 29 orang laki-laki dan 48 orang perempuan, kemudian disusul Kecamatan Sirah Pulau Padang sebanyak 4 orang laki-laki dan 6 orang perempuan. ”Kemudian Kecamatan Jejawi sebanyak 6 orang, Lempuing Jaya 5 orang dan Pedamaran 4 orang,” jelasnya.
Pihaknya mengakui kalau kasus DBD tahun ini ada peningkatan yang signifikan dibandingkan 5 tahun sebelumnya. ”Terakhir data kasus DBD pada Februari sebanyak 107 orang, sementara di Januari berjumlah 264 orang, peningkatannya lebih tinggi dibandingkan 5 tahun yang lalu,” jelasnya.
Pihaknya juga sudah melakukan berbagai upaya untuk penanggulangan DBD. Mulai dari fogging massal hingga turun lapangan untuk mensosialisasikan pemberantasan jentik nyamuk dengan cara mendistribusikan 200 Kg bubuk abate. “Kita imbau kesadaran masyarakat agar peduli terhadap lingkungannya, karena kondisi cuaca saat ini musim hujan," terangnya.
Dinkes juga sudah melakukan pengawasan DBD di lapangan melalui kelompok kerja (pokja) yang sudah dibentuk. ”Kelompok kerja ini diketuai oleh Asisten III, di dalam Pokja itu terdiri dari berbagai instansi mulai dari kecamatan, lurah, kades dan tokoh masyarakat, sehingga pengawasan DBD di lapangan dapat dilakukan dengan baik, pasien juga bisa ditangani dengan cepat,” ungkapnya.
Sementara itu Anggota DPRD OKI komisi IV, Sahiri Soldan SAg saat dikonfirmasi Koran ini mengakui memang kasus demam berdarah di OKI saat ini sangat tinggi dibandingkan tahun-tahun lalu. “Saya sering membaca di beberapa media cetak, bahwa hampir setiap hari pasien DBD terus berdatangan di RSUD Kayuagung,” katanya.
Politisi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini, berharap kedepan pihak Dinkes OKI harus sedia payung sebelum hujan atau ketika akan memasuki musim hujan, harus mulai bertindak dengan menyebarkan bubuk abate dan melakukan fogging.
”Kasus DBD ini  sudah setiap tahun terjadi di OKI, lokasinya juga tidak berubah, seharusnya kedepan Dinkes harus melakukan pencegahan sebelum kasusnya muncul, jangan sampai sudah banyak yang terjangkit baru bertindak,” tegasnya. (mujianto)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar