Selasa, 26 Juni 2012

Gelar Khitanan Massal


Suasana khitanan massal di Polres Ogan Komering Ilir

KAYUAGUNG. PE – Dalam rangkaian peringatan hari ulang tahun (HUT) Bhayangkara ke 66 yang jatuh pada 1 Juli 2012, pihak Kepolisian Resor (Polres) Ogan Komering Ilir (OKI) menggelar berbagai kegiatan social, diantaranya khitanan massal, Senin (25/6).
Kegiatan yang diselenggarakan di Gedung Tan Satrisna Polres OKI ini diikuti kurang lebih 41 anak-anak dari berbagai kecamatan yang ada di Kabupaten OKI, dimana anak-anak tersebut berasal dari golongan tidak mampu.
Kapolres OKI, AKBP Agus Fatchulloh SIk, melalui Kabag Min, AKP Naserwen mengatakan, kegiatan seperti ini merupakan agenda rutin setiap tahunnya menjelang peringatan HUT Bhayangkara. Selain khitanan massal, pihaknya juga melakukan Anjangsana ke panti asuhan, gotong royong dan syukuran.
“Anak-anak yang ikut serta dalam khitanan massal ini dari berbagai kecamatan. Mereka juga memang berasal dari kalangan tidak mampu, sehingga dengan adanya khitanan massal ini kami berharap warga yang anaknya dikhitan merasa terbantu,” katanya kepada Palembang Ekspres.
Menurutnya, dalam kegiatan sunatan massal tersebut, tim medis yang dilibatkan selain dari tim medis Polres OKI, juga dilibatkan tim medis dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten OKI. “Kegiatan lain yang bakal diselenggarakan adalah anjangsana dan berziarah ke Taman Makam Pahlawan Kayuagung,” tukasnya.
Pantauan di lapangan, sejumlah anak yang menjadi peserta dalam sunatan massal tersebut umumnya berusia 5-12 tahun. Walaupun didampingi orang tuanya masing-masing, anak-anak ini masih saja menjerit dan menangis kesakitan saat tim medis memotong sedikit kulit “burung” mereka.
Salah satu orang tua peserta khitanan missal dari Desa Serigeni Kecamatan Kota Kayuagung, Darmansyah mengaku sangat senang dengan diadakannya kegiatan sunatan massal. Pasalnya, dengan adanya kegiatan ini setidaknya dirinya tidak perlu mengeluarkan biaya. “Kami sengaja datang hanya untuk mengikuti sunatan massal, saya sangat terbantu dengan kegiatan ini karena anak saya disunat secara gratis,” ungkapnya.
Dikatakannya, dirinya berharap kegiatan seperti ini harus terus dilakukan untuk mengurangi biaya sunat bagi keluarga yang kurang mampu seperti dirinya. “Kalau untuk bayar biaya sunat saya tidak punya uang, padahal anak saya sudah kepingin disunat, untung ada kegiatan sunatan massal ini,” tukasnya seraya mengatakan, selain sunat gratis anaknya juga diberikan bingkisan berupa sarung, peci dan alquran. Mujianto

Rabu, 06 Juni 2012

Pasukan Kuning Terima Bonus dan Polis Asuransi


Bupati OKI Ir H Ishak Mekki MM memberikan bonus dan polis asuransi kepada pasukan kuning

KAYUAGUNG. PE – Diraihnya Piala Adipura untuk yang kelima kalinya bagi Kota Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) sebagai Kota Kecil Terbersih bukan hanya menjadi kebanggaan segenap masyarakat dan pemerintah daerah saja. Namun juga menjadi kebanggaan para pasukan kuning (petugas kebersihan) yang setiap harinya selalu bekerja ekstra guna mewujudkan penghargaan di bidang lingkungan hidup ini.
Untuk itu, sebagai rasa terima kasih atas kinerja para pasukan kuning ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) OKI memberikan bonus kepada 137 pasukan kuning sebesar Rp350 ribu/orang dan juga polis asuransi jiwa bagi para petugas kebersihan ini selama satu tahun.
Bupati OKI, Ir H Ishak Mekki MM mengatakan, pemberian bonus ini dilakukan agar para pasukan kuning dapat lebih bersemangat lagi untuk selalu menjalankan tugasnya dengan menjaga kebersihan di Kota Kayuagung. ”Ini  merupakan bentuk perhatian pemerintah daerah terhadap kinerja pasukan kuning yang telah bekerja ekstra hingga kita kembali meraih Piala Adipura untuk yang kelima kalinya,” cetus Ishak Mekki usai arak-arakan Piala Adipura keliling Kota Kayuagung, Rabu (6/6).
Keberhasilan ini, kata Ishak, adalah keberhasilan seluruh elemen masyarakat Kabupaten OKI. Untuk itu, kedepan diharapkan prestasi ini terus dipertahankan dan ditingkatkan lagi. ”Walaupun tahun 2011 lalu kita gagal, namun hal itu menjadi cambuk bagi kita untuk bekerja lebih keras lagi dan alhamdulillah hal itu dapat terwujud tahun 2012 ini,” tukasnya seraya menuturkan tahun 2013 mendatang pihaknya optimis dapat kembali meraih Piala Adipura ke-enam kalinya.
Ditambahkan Kepala Badan Pengelola Pasar dan Kebersihan (BPPK) OKI, H Amiruddin SSos, pihaknya mengucapkan terima kasih kepada Bupati OKI yang telah memberikan perhatiannya kepada pasukan kuning atas kinerjanya mewujudkan Piala Adipura untuk yang kelima kalinya bagi Kota Kayuagung, Kabupaten OKI sebagai Kota Kecil Terbersih.
”Tahun ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi masyarakat OKI, sebab selain mendapatkan penghargaan dari ENO Internasional, OKI juga dapat meraih kembali Piala Adipura untuk yang kelima kalinya. Bahkan untuk nilai kita menduduki posisi teratas di Pulau Sumatera dan peringkat 3 nasional,” ujar Amiruddin seraya berharap dengan diberikannya bonus dan polis asuransi jiwa tersebut, para pasukan kuning dapat lebih bersemangat lagi dalam bekerja.
Farliadi salah seorang petugas kebersihan mengungkapkan kebahagiannya. ”Terima kasih kepada Bapak Ishak Mekki karena kami terus diperhatikan. Honor kami lancar dibayar tiap bulan dan alhamdulillah juga dapat bonus dan asuransi. Terima kasih,” ucapnya seraya bersyukur. MUJIANTO


Ishak Mekki Optimis 2013 Raih Adipura Ke-Enam



Bupati OKI-Wakil Bupati mengangkat Piala Adipura usai diarak keliling Kota Kayuagung
# Piala Adipura Diarak Keliling Kota Kayuagung
       KAYUAGUNG. PE – Bupati Ogan Komering Ilir (OKI), Ir H Ishak Mekki MM, optimis pada tahun 2013 mendatang, Kota Kayuagung dapat kembali meraih Piala Adipura untuk ke-enam kalinya. Demikian dikatakan orang nomor satu di Bumi Bende Seguguk ini dalam sambutannya usai arak-arakan Piala Adipura yang diterima Kota Kayuagung sebagai Kota Kecil Terbersih untuk kelima kalinya, Rabu (6/6).
Ishak Mekki mengatakan, masyarakat OKI patut berbangga atas diperolehnya Piala Adipura ini. “Kita patut berbangga karena Adipura  kita terbaik di Sumatera dan nomor tiga secara nasional,” ujar Ishak.
Namun dibalik itu, menurut Ishak, upaya penting yang harus dilakukan yaitu mempertahankan kebersihan dan keindahan kota agar prestasi Adipura pada tahun-tahun mendatang dapat meningkat lagi. “Kita harus optimis tahun 2013 mendatang, Kota Kayuagung, Kabupaten OKI kembali meraih Piala Adipura untuk yang ke-enam kalinya,” cetusnya.
Ditambahkan Ishak, dengan terpilihnya Kabupaten OKI sebagai salah satu jaringan kota hijau dunia, upaya pelestarian lingkungan harus ditingkatkan lagi. ”Penananaman pohon yang selama ini kita lakukan harus lebih kita intensifkan lagi. Selain itu pengelolaan sampah harus kita perhatikan benar. Kedepan sampah-sampah ini agar dapat menjadi sumber penghasilan bagi masyarakat,” ujar Ishak sembari mengucapkan terima kasih atas kerja keras semua pihak khususnya petugas kebersihan.
Pantauan Palembang Ekspres, ribuan masyarakat Kota Kayuagung tumpah ruah ke jalan menyambut Piala Adipura yang kemarin diarak mengelilingi Kota Kayuagung. Sejak pagi hari warga memadati jalan-jalan utama yang dilalui oleh arak-arakan untuk menyaksikan secara langsung arak-arakan Adipura.
Setelah diarak dari Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang dengan melewati jalan-jalan utama Kota Palembang,  Piala Adipura  disambut oleh pasukan kuning (petugas kebersihan) di Desa Celikah Kayuagung yang kemudian diarak mengelilingi Kota Kayuagung, diantaranya melewati Kelurahan Sukadana, Kelurahan Paku, Kedaton, Perigi dan finish di Pendopo Kabupatenan. Piala Adipura selanjutnya diterima oleh Wakil Bupati OKI, H Engga Dewata Zainal SSos dan ditempatkan bersama empat Piala Adipura tahun-tahun sebelumnya.
Arak-arakan Piala Adipura ini dirangkai dengan Peringatan Hari Lingkungan Hidup Tingkat Kabupaten OKI Tahun 2012. Ketua Panitia Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia tingkat Kabupaten OKI, Herdi Afriansyah SSTP MM mengatakan, rangkaian kegiatan yang dilaksanakan menjelang hari lingkungan hidup sedunia di Kabupaten OKI diantaranya mengikuti lomba kota kecil terbersih (Adipura), lomba lukis tingkat SD, SMP, lomba baca puisi tingkat SMP dan SMA dan mengikuti lomba sekolah Adiwiyata tingkat SD, SMP dan SMA.
Ditambahkan Camat Kota Kayuagung ini, gerakan aksi dalam rangka memperingati hari lingkungan hidup sedunia, di Kabupaten OKI dilaksanakan penanaman pohon dan pelepasan satwa. MUJIANTO

Warga Kayuagung antusias menyaksikan arak-arakan Piala Adipura

Jumat, 02 Maret 2012

Tuntutan Karyawan Wilmar Kandas

*Bonus Hanya Dibayar 1,5 Bulan
* Sepakati 4 Hasil Pertemuan

KAYUAGUNG – Tuntutan karyawan PT Wilmar agar pihak manajemen perusahaan memberikan bonus 3 bulan gaji ternyata kandas. Pasalnya dalam aksi demo ribuan karyawan PT Wilmar International Plantation yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), kemarin (1/3), pihak perusahaan hanya mampu membayar sebesar 1,5 bulan atau senilai Rp1,6 juta. Kendati demikian, tampaknya hasil pertemuan mereka (karyawan-red) dengan pihak manajemen tersebut, cukup membuat karyawan lega sehingga membatalkan rencana aksi demo lanjutan ke DPRD Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).
       Pantauan Koran ini di lapangan, kedatangan ribuan karyawan didominasi bapak-bapak dan ibu-ibu ini menggunakan ratusan kendaraan roda dua dan puluhan kendaraan roda empat mendapat pegawalan ketat dari aparat Kepolisian Resor (Polres) OKI.
“Kami tetap menuntut agar tuntutan kami dibayarkan. Kami berharap bapak anggota dewan disini dapat membantu menyelesaian masalah kami,” kata Dodi Arianto salah satu koordinator lapangan yang juga Ketua Sekar Wilmar daerah Burnai Timur, Lempuing dalam orasinya dihadapan para anggota Dewan, Sekda OKI dan sejumlah pejabat di lingkungan Pemkab OKI.
Dodi Arianto mengaku, jika ribuan karyawan yang tidak lain adalah buruh PT Wilmar ini menuntut bukannya tidak ada alasan yang tepat melainkan mempunyai alasan yang sangat tepat, diantaranya mengetahui keuntungan dari PT Wilmar yang mencapai sekitar Rp1,4 Triliun lebih pertahun, bahkan pasarannya bisa menembus pasar Eropa.
“Ini hanya sebagian yang kami tahu, belum lagi yang lain. Keuntungan ini jelas lebih besar dari APBD Kabupaten OKI pertahun,” kata Dodi berapi-api.
Untuk itu kata Dodi, jika para wakil rakyat di DPRD OKI tidak mampu membantu menyelesaikan tuntutan ribuan karyawan ini, mereka akan bermalam di gedung DPRD OKI. Untuk selanjutnya akan melakukan aksi yang sama di gedung DPRD Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).
“Kemarin (Rabu –red) kami aksi di kantor PT Wilmar di Lempuing. Itu karena  belum ada keputusan. Jika hari ini (kemarin -red) belum juga ada keputusan, kami juga bermalam dan besok (hari ini –red) melanjutkan aksi yang sama ke gedung DPRD Provinsi Sumsel,” tegasnya.
Usai melakukan aksi, ribuan karyawan PT Wilmar ini ditemui Wakil Ketua III, Askweni dan  pimpinan dewan beserta sejumlah anggota dewan lainnya. Dalam pertemuan tersebut, Askweni mendukung gerakan karyawan dan akan berusaha memperjuangkan aspirasi karyawan terhadap perusahaan perkebunan kelapa sawit tersebut.
“Kami siap bantu. Selama ini kami selaku dewan tak dianggap perusahaan perkebunan, apalagi  tanpa berkoordinasi dengan dewan,” kata Askweni disambut tepuk tangan ribuan pendemo.
Bahkan kata Askweni, jika perusahaan tak sanggup membayar bonus tiga bulan gaji karyawan, perusahaan silahkan angkat kaki dari Bumi Bende Seguguk. “Kalau tak sanggup, silahkan angkat kaki saja dari Kabupaten OKI,” kata Askweni.
Begitu juga dengan Sekda OKI, Ir H Ruslan Bahri yang mengaku Pemerintah Kabupaten (Pemkab) OKI siap membantu memperjuangkan yang yang diinginkan ribuan karyawan tersebut. “Ya kita bersabar, pemerintah kabupaten siap membantu dan memperjuangkannya,” tandasnya.
Usai menanggapi aksi karyawan dan buruh PT Wilmar, akhirnya 10 orang perwakilan karyawan diterima untuk diadakan pertemuan dengan pihak perusahaan dan sekaligus Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) OKI yang dianggap karyawan tidak berpihak bersama karyawan, melainkan berpihak kepada pengusaha.
Dalam pertemuan yang dihadiri pimpinan dewan, Sekda OKI dan sejumlah pejabat terkait, pertemuan berjalan alot dimana karyawan tetap atas tuntutannya, sementara perusahaan hanya akan membayar uang sebesar Rp1,6 juta untuk bonus selama 1,5 bulan.
“Kami tidak bisa mengabulkan tuntutan karyawan, kami hanya sanggup membayar bonus Rp1,6 juta yang akan kami bayarkan tanggal 7 Maret nanti,” kata Safi’i salah satu perwakilan Manajemen PT Wilmar International Plantation Sumsel.
Karyawan sempat terpancing emosi karena aksi mogok kerja yang mereka gelar itu dianggap Disnakertrans OKI sebagai aksi yang tidak sah. Namun  setelah dibahas di dewan, surat Disnakertrans yang dinyatakan terlalu berpihak ke perusahaan dicabut Kepala Disnakertrans OKI, Sumijarno.
“Karena melihat kondisi saat ini, di dalam forum ini saya nyatakan surat yang kami keluarkan yang isinya aksi mogok kerja karyawan PT Tania Selatan Wilmar Group tidak sah, saya nyatakan dicabut,” kata  Sumijarno.
Mendengar keputusan Disnakertrans mencabut surat tersebut, pihak perusahaan langsung merespon dan meminta kepada Disnakertrans untuk memberikan penjelasan secara tertulis tentang alasan mencabut surat tersebut, untuk disampaikan kepada pimpinan manajemen PT Wilmar.
”Kami mengusulkan hal ini kita bahas di paripurna, kita bentuk pansus untuk melihat apakah CSR perusahaan tersebut berjalan  atau tidak, membantu kesejahteraan karyawannya atau tidak, jika program CSR tidak berjalan, maka kita surati Bupati dan merekomendasikan perusahaan untuk angkat kaki dari Kabupaten OKI,” tegas  satu anggota DPRD OKI, Abdiyanto seraya mengecam.
Wakil Ketua DPRD OKI, Aksweni, merespon positif usulan tersebut dan bermaksud membuat surat rekomendasi kepada Bupati karena merasa kecewa dan akan dibahas di paripurna. “Apa salahnya perusahaan bersedekah untuk karyawannya,” katanya.
Setelah puas dengan hasil pertemuan tersebut, sekitar pukul 20.00 WIB ribuan karyawan PT Wilmar yang melakukan aksi akhirnya membubarkan diri meninggalkan Gedung DPRD OKI, dengan menggunakan ratusan sepeda motor dan puluhan bus dan truk. (mujianto)
DEMO - Ribuan karyawan PT Wilmar melakukan aksi di Gedung DPRD OKI menuntut pembayaran bonus selama 3 bulan gaji, kemarin (2/3)

Pedagang Rebutan Los Baru



       KAYUAGUNG – Sejumlah pedagang yang ada di Pasar Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), memperebutkan 32 los baru yang dibangun Pemerintah Kabupaten (Pemkab) OKI yang lokasinya tepat dibelakang Shoping Center Kayuagung.
          Berdasarkan informasi yang dihimpun Koran ini di lapangan kemarin (2/3), ke- 32 los baru tersebut selesai dibangun Pemkab OKI melalui Badan Pengelola Pasar dan Kebersihan (BPPK) sejak dua bulan terakhir. Dari jumlah itu, 24 los diantaranya sudah ditempati para pedagang yang memang berhak sesuai data yang ada di BPPK OKI tersebut. Para pedagang ini semuanya menjajakan barang berupa pakaian jadi dengan menyewa Rp4 juta per los.
          Namun belakangan ini, sebanyak 8 los yang tersisa menjadi rebutan pedagang lain yang juga ingin mencari keuntungan di tempat tersebut. Bahkan ada pedagang yang mampu membayar uang sewa dua kali lipat dari semestinya yakni Rp8 juta, tapi hal tersebut belum terealisasi lantaran masih terjadi kesimpangsiuran jumlah pedagang yang mengajukan permohonan untuk berjualan di sana.
          Salah satu pedagang berinisial MY, mengatakan, dirinya pernah mengajukan permohonan menyewa salah satu los baru kepada pihak BPPK OKI dan sebelumnya dikabulkan dengan syarat membayar uang ganti pembangunan los sebesar Rp6 juta.
“Saya diminta membayar sewa los Rp6 juta, ditambah Rp2 juta untuk uang rokok pegawai BPPK yang mengurus sewa-menyewa los tersebut. Saya bilang ok, tapi belakangan ini pihak BPPK OKI nampaknya mau menghindar dan kesannya mengabaikan perjanjian awal,” ujar MY kepada Koran ini kemarin (2/3).
Walaupun uang tersebut belum dibayarkan ke pihak BPPK OKI, namun menurutnya hal tersebut jelas sangat mengecewakan karena pihak pengelola dalam hal ini BPPK OKI terkesan tebang pilih dalam mendata pedagang. “Saya sudah lama menjadi pedagang di Pasar Kayuagung ini, tapi karena posisi yang lama agak ke dalam, sehingga saya ingin pindah ke los baru tersebut,” jelasnya.
Dia bersama pedagang lainnya berharap pihak pengelola tidak tebang pilih dalam mendata pedagang yang ingin menyewa los baru tersebut, karena mereka yang ingin menempati los baru ini memang benar-benar pedagang dan telah lama berjualan di Pasar Kayuagung.
“Informasi lain yang kami terima dari BPPK OKI, los yang tersisa hanya 6 unit lagi, bukan 8 unit seperti yang dikatakan pihak pengelola. Jadi mungkin inilah yang membuat banyak pedagang yang ditolak untuk menyewa los tersebut,” paparnya.
Sementara menurut Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Tradisional Seluruh Indonesia (APPSI) Pasar Kayuagung, Hasan, membenarkan adanya kesimpangsiuran pendataan pedagang yang bakal menempati beberapa unit los baru yang tersisa tersebut. “Kalau 24 unitnya sudah ditempati pedagang lama yang awalnya memang berjualan di lokasi los baru ini, tapi dulu hanya menggelar lapak-lapak kayu,” ujar Hasan dihubungi melalui telepon selulernya.
Dikatakan Hasan, ke 24 pedagang yang telah menempati los baru tersebut sah sesuai data di BPPK OKI. Yang menjadi permasalahan saat ini adalah sisa los yang tersedia, karena banyak pedagang baru yang ingin menyewa los tersebut.
“Sisa los tinggal 6 unit, satu diantaranya sudah saya sewa dan disetujui BPPK OKI, sebab walaupun saya sebagai Ketua APPSI Pasar Kayuagung, namun saya juga pedagang dan berhak untuk berjualan di tempat tersebut,” akunya.
Menurut Hasan, sebenarnya permasalahan yang terjadi saat ini jika ditelusuri langsung ke lapangan maka bisa diselesaikan. Tentunya harus semua pihak turun ke lokasi dan berdialog dengan para pedagang yang mempermasalahkan los baru tersebut.
“Sebab yang banyak mengajukan adalah pedagang baru, sehingga pihak pengelola tidak bisa mengabulkan dan masih melakukan pertimbangan-pertimbangan bagi pedagang yang akan menduduki tempat tersebut,” bebernya.
Namun demikian, pihaknya bersama pengurus APPSI Kabupaten OKI dalam waktu dekat akan berkoordinasi dengan pihak BPPK OKI dan para pedagang guna meluruskan permasalahan yang ada. “Jika semua pihak turun ke lapangan permasalahan ini bisa diselesaikan dan saya yakin akan hal itu,” tandasnya.
Sedangkan para pedagang yang telah menempati los baru tersebut kepada Koran ini mengatakan, siapapun pedagang yang nantinya menempati sisa los baru tersebut, diharapkan hanya menjual barang berupa pakaian jadi, jika diluar itu maka mereka akan protes kepada pihak pengelola.
“Awalnya di lokasi ini memang tempat khusus berjualan pakaian jadi. Begitu juga dengan kesepakatan sebelumnya, jadi kalau ada yang berjualan diluar itu kami akan protes,” tegas salah satu pedagang bernama Dodi yang didampingi pedagang lainnya, Rifai, Said dan Rudi. (mujianto)
   

         
           

13 Warga Sungai Tepuk Diamankan Polisi



ILUSTRASI
* Terkait Penemuan 2 Senpi Rakitan
       KAYUAGUNG – Sedikitnya 13 orang warga Desa Sungai Tepuk, Kecamatan Sungai Menang, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), diamankan ke Markas Kepolisian Resor (Mapolres) OKI, kemarin (28/2).
Ini terkait penemuan dua pucuk senjata api rakitan beserta beberapa butir amunisinya di sebuah rumah di Desa Sungai Tepuk, Kecamatan Sungai Menang dan juga isu akan adanya aksi kerusuhan sesaat sebelum digelarnya pemilihan kepala desa (Pilkades) Sungai Tepuk, Senin (27/2) lalu.
          Ketiga belas warga tersebut diantaranya bernama Hamdan (26), Sunarji (36), Mat Baki, Andi dan Fiih Husin (25). Dari tangan Fiih Husin ini, polisi juga menyita sebilah senjata tajam jenis pisau cap garpu. Sedangkan Muhammad Rahman bin Ahmad Sabuk (22), yang juga calon kepala desa Sungai Tepuk yang dinyatakan gugur, ikut serta diamankan dan saat ini masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kayuagung karena mengidap suatu penyakit.
          Kapolres OKI, AKBP Agus Fatchulloh SIk, melalui Kasat Reskrim, AKP H Surachman, didampingi Kanit Pidum, Ipda Jhony Martin, mengatakan, ke 13 warga diamankan terkait adanya isu hendak melakukan kerusuhan saat digelarnya Pilkades Sungai Tepuk pada Senin (27/2) lalu.
          Menindaklanjuti isu ini, jajaran Reskrim Polres OKI yang dibantu jajaran Polsek Sungai Menang melakukan pengamanan di Desa Sungai Tepuk. Saat itu, diperoleh informasi bahwa isu aksi kerusuhan bakal dilakukan pendukung Muhammad Rahman bin Ahmad Sabuk yang dinyatakan gugur dalam pencalonan.
          Selain itu, polisi yang melakukan pengamanan di desa tersebut juga mendapatkan informasi bahwa di sebuah rumah sedang berkumpul Muhammad Rahman berikut para pendukungnya yang diduga sedang menyusun rencana aksi kerusuhan saat Pilkades. Sehingga polisi kemudian melakukan penggerebekan di sebuah rumah yang belakangan diketahui milik Sunarji (ikut diamankan).
          Ketika dilakukan penggeledahan, ditemukan dua pucuk senjata api jenis pistol beserta beberapa butir amunusinya yang disimpan dibawah kasur dan juga dua bilah senjata tajam. Tak ayal, penghuni rumah yang berjumlah 13 orang tersebut langsung digelandang ke Mapolres OKI guna menjalani pemeriksaan.
          “12 warga masih dilakukan pemeriksaan intensif, sementara satu orang lainnya bernama Muhammad Rahman bin Ahmad Sabuk sedang dirawat di RSUD Kayuagung karena suatu penyakit. Hasil pemeriksaan sementara, beberapa saksi mengatakan dua senjata api rakitan tersebut adalah milik Muhammad Rahman, namun kita belum berani menyimpulkan dia sebagai tersangka, sebab yang bersangkutan belum dilakukan pemeriksaan,” pungkasnya.
          Seorang warga yang diperiksa polisi, Sunarji, kepada Koran ini mengaku tidak mengetahui asal usul kepemilikan senjata api yang ditemukan di rumahnya tersebut. “Lokasi penangkapan itu rumah saya, memang setiap hari rumah saya selalu ramai orang-orang berkumpul, sebab saya dan istri saya berjualan kopi dan goreng-gorengan,” ujarnya.
          Mengenai keberadaan Muhammad Rahman bin Ahmad Sabuk di rumahnya, Sunarji mengaku kenal dengan yang bersangkutan sejak pencalonannya sebagai calon Kades Sungai Tepuk hingga dinyatakan gugur karena usianya belum cukup. “Nah pada hari penangkapan, memang Muhammad Rahman ada di rumah saya sejak siang hari, sorenya dia pulang dan malamnya datang lagi sekitar pukul 21.00 WIB. Sejam kemudian ada gerebekan dan ditemukan dua senjata api di dalam kamar,” jelasnya.
          Sementara warga lainnya, Fiih Husin kepada Koran ini juga mengakui bahwa sebilah senjata tajam adalah kepunyaannya. “Memang punya saya, saat itu saya simpan dibawah tikar. Tapi kalau masalah senjata api itu memang milik Muhammad Rahman,” kata Fiih seraya mengatakan, bahwa dirinya dengan Muhammad Rahman adalah saudara ipar. (mujianto)


Senin, 27 Februari 2012

Wartawan Ogan Ekspres Dikeroyok Tukang Ojek

LAPOR – Korban Dony Afriansyah yang juga wartawan Harian Umum Ogan Ekspres saat melapor ke Polsek Kota Kayuagung, kemarin (27/2).


KAYUAGUNG – Salah seorang wartawan Harian Umum Ogan Ekspres (Ogeks) bernama Dony Afriansyah (25) dan seorang loper koran bernama Tomy, keduanya warga Pedamaran VI Desa Menang Raya, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), kemarin (27/2), melapor ke Polsek Kota Kayuagung terkait pengeroyokan yang dilakukan beberapa tukang ojek terhadap dirinya.
          Berdasarkan informasi yang dihimpun, peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 10.40 WIB, bertempat di jalan umum Kelurahan Kutaraya, tepatnya dipersimpangan menuju Puskesmas Kutaraya. Bermula saat korban Tomy menyerempet sepeda motor milik salah seorang tukang ojek yang belum diketahui identitasnya.
Selanjutnya, korban Tomy menghubungi korban Dony yang tak lain adalah kakak iparnya. Seketika Dony tiba di lokasi kejadian dan terjadilah musyawarah dengan tukang ojek yang motornya mengalami sedikit lecet lantaran diserempet.
Belum deal negosiasi mengenai ganti rugi antara keduanya, tukang ojek lainnya yang saat itu memang telah berkumpul di tempat kejadian peristiwa (TKP) malah berteriak kepada korban Dony untuk tidak ikut campur mengenai masalah itu. Bukan itu saja, tukang ojek dimaksud juga lalu mencekik leher korban Dony dan juga menampar bagian pipinya sebelah kanan.
Merasa hal itu telah melampaui batas, korban Dony pun berkata kalau perbuatan tersebut telah lain urusannya. Seketika, beberapa tukang ojek yang biasa mangkal di persimpangan tersebut, langsung melayangkan bogem mentah ke bagian muka dan kepala kedua korban.
Aksi tersebut sempat berlangsung beberapa menit dan tidak ada sedikitpun balasan dari kedua karyawan Ogeks, sehingga keduanya berusaha melarikan diri. Korban Dony ditolong oleh salah seorang warga yang kebetulan melintas dan diantarkan ke kantor Harian Umum Ogan Ekspres di Jalan Pahlawan Kayuagung.
Sementara korban Tomy yang juga berhasil melarikan diri langsung mendatangi SPK Polres OKI dengan maksud melapor. Namun karena korban Dony terlebih dahulu melaporkan kasus pengeroyokan tersebut ke Polsek Kota Kayuagung, laporan ke Polres OKI pun terpaksa dibatalkan.
Korban Dony Afriansyah kepada Koran ini mengaku awalnya tidak ada niat dirinya untuk ribut dengan tukang ojek mengenai masalah serempetan sepeda motor adik iparnya, namun karena beberapa tukang ojek yang mangkal di persimpangan Puskesmas Kutaraya mencari ulah terlebih dulu terpaksa dirinya menuntut akibat luka memar yang dialaminya.
“Namanya tidak tahu, tapi kalau muka tukang ojek yang melakukan pengeroyokan masih saya ingat,” ujarnya saat melapor ke Polsek Kota Kayuagung seraya menunjukkan bukti visum di RSUD Kayuagung beberapa menit usai kejadian.
Sementara Kapolsek Kota Kayuagung, AKP Karimun Jaya SH, didampingi Kanit Reskrim, Aiptu Sarjuno W dan petugas riksa, Briptu Agus Sutarzan membenarkan pihaknya telah menerima laporan pengeroyokan tersebut dan akan ditindaklanjuti. (mujianto)


Angkutan Penumpang Bakal Diseragamkan

KAYUAGUNG – Angkutan penumpang di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) rencananya bakal diseragamkan. Hal ini dikarenakan sangat minimnya jumlah angkutan penumpang resmi yang beroperasi di wilayah Bumi Bende Seguguk, sementara di sisi lain taksi gelap marak beroperasi.
          Menurut Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) OKI, Drs H Asnawi P Ratu, walaupun saat ini angkutan penumpang baik berplat kuning maupun berplat hitam sudah tertib masuk ke dalam Terminal Kayuagung, namun perbedaan warna plat dan angkutannya masih dirasa kurang enak dipandang.
          Hal ini membuat pihaknya berencana bakal menyeragamkan semua angkutan penumpang, baik dari segi plat, maupun warna dan jenis mobil angkutan tersebut. “Rencana penyeragaman jenis angkutan ini segera kita usulkan ke Perusahaan Daerah Bende Seguguk. Disini pemerintah akan menyediakan angkutannya, sementara para sopir nantinya akan membayarnya secara kredit,” kata Asnawi ketika ditemui di ruang kerjanya kemarin (27/2).
          Rencana ini, kata Asnawi, dirasakan sangat baik sebagai solusi penertiban maraknya taksi gelap dan juga keseragaman angkutan di wilayah Kabupaten OKI. “Jadi nantinya, kalau taksi plat kuning banyak beroperasi, maka yang berplat hitam ini bisa kita tindak jika tetap beroperasi. Tapi kalau mau tetap beroperasi maka harus menghitamkan plat kendaraannya,” jelasnya.
          Saat ini, lanjut dia, kesadaran para pemilik angkutan penumpang untuk mengubah platnya menjadi kuning sangat minim, berbagai alasan kerap dilontarkan para sopir guna menghindari kendaraannya diubah. “Jadi solusi inilah yang diyakini mampu menciptakan tertibnya angkutan penumpang di wilayah OKI,” tegasnya.
          Tentunya, sambung dia, dalam proses penyeleksian sopir yang bakal mendapatkan angkutan baru dari pemerintah harus benar-benar ketat, dimana harus ada pernyataan tertulis yang dilengkapi surat keterangan dari kepala desa maupun lurah dimana sopir ini tinggal menetap. “Kita sedang susun usulannya dan dalam waktu dekat akan kita ajukan ke bapak Bupati OKI,” tandasnya. (to)

Dalam Sebulan, 107 Warga Terserang DBD


KAYUAGUNG – Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) saat ini masih menjadi masalah kesehatan yang belum terselesaikan karena jumlah penderitanya masih banyak. Berdasarkan data yang masuk di Dinas Kesehatan (Dinkes) OKI, tercatat sebanyak 107 orang terserang DBD selama Februari 2012.
Jumlah tersebut terbilang masih sangat tinggi, walaupun ada sedikit penurunan dibandingkan Januari 2012, dimana jumlah penderita yang mencapai 204 orang dan meninggal dunia sebanyak 3 orang. Jika ditotal seluruhnya  warga OKI yang serang DBD selama dua bulan terakhir ini mencapai 311 orang.
Berdasarkan rekapitulasi data kasus DBD di Kabupaten OKI, selama Februari 2012 berjumlah 107 orang, dengan rincian pasien perempuan sebanyak 64 orang, laki-laki berjumlah  43 orang. “Penderita masih didominasi usia 15 tahun yang berjumlah 33 orang,” kata Kepala Dinkes OKI, dr Mgs HM Hakim MKes, melaui Kabid P2PL, Bayumi Ismail, didampingi Kasi Pemberantasan Penyakit, dr Herry Yan Ridho.
Dijelaskannya, wilayah yang masih mendominasi banyak terserang DBD adalah Kecamatan Kayuagung, dengan jumlah pasien mencapai 29 orang laki-laki dan 48 orang perempuan, kemudian disusul Kecamatan Sirah Pulau Padang sebanyak 4 orang laki-laki dan 6 orang perempuan. ”Kemudian Kecamatan Jejawi sebanyak 6 orang, Lempuing Jaya 5 orang dan Pedamaran 4 orang,” jelasnya.
Pihaknya mengakui kalau kasus DBD tahun ini ada peningkatan yang signifikan dibandingkan 5 tahun sebelumnya. ”Terakhir data kasus DBD pada Februari sebanyak 107 orang, sementara di Januari berjumlah 264 orang, peningkatannya lebih tinggi dibandingkan 5 tahun yang lalu,” jelasnya.
Pihaknya juga sudah melakukan berbagai upaya untuk penanggulangan DBD. Mulai dari fogging massal hingga turun lapangan untuk mensosialisasikan pemberantasan jentik nyamuk dengan cara mendistribusikan 200 Kg bubuk abate. “Kita imbau kesadaran masyarakat agar peduli terhadap lingkungannya, karena kondisi cuaca saat ini musim hujan," terangnya.
Dinkes juga sudah melakukan pengawasan DBD di lapangan melalui kelompok kerja (pokja) yang sudah dibentuk. ”Kelompok kerja ini diketuai oleh Asisten III, di dalam Pokja itu terdiri dari berbagai instansi mulai dari kecamatan, lurah, kades dan tokoh masyarakat, sehingga pengawasan DBD di lapangan dapat dilakukan dengan baik, pasien juga bisa ditangani dengan cepat,” ungkapnya.
Sementara itu Anggota DPRD OKI komisi IV, Sahiri Soldan SAg saat dikonfirmasi Koran ini mengakui memang kasus demam berdarah di OKI saat ini sangat tinggi dibandingkan tahun-tahun lalu. “Saya sering membaca di beberapa media cetak, bahwa hampir setiap hari pasien DBD terus berdatangan di RSUD Kayuagung,” katanya.
Politisi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini, berharap kedepan pihak Dinkes OKI harus sedia payung sebelum hujan atau ketika akan memasuki musim hujan, harus mulai bertindak dengan menyebarkan bubuk abate dan melakukan fogging.
”Kasus DBD ini  sudah setiap tahun terjadi di OKI, lokasinya juga tidak berubah, seharusnya kedepan Dinkes harus melakukan pencegahan sebelum kasusnya muncul, jangan sampai sudah banyak yang terjangkit baru bertindak,” tegasnya. (mujianto)

Tingkatkan Mutu dan Produktivitas Kerja Melalui K3


 
SEMINAR – Asisten III Setda OKI, Drs HA Rahman Rusdi bersama Ketua pelaksana kegiatan, Sutrisno ST dan perwakilan Kementerian Tenaga Kerja saat membuka seminar peringatan bulan keselamatan kerja dan kesehatan kerja (K3) nasional tingkat Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) di Hotel Dinesty Kayuagung, kemarin (27/2).



       KAYUAGUNG – Seminar peringatan bulan keselamatan kerja dan kesehatan kerja (K3) nasional tingkat Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) diselenggarakan di Hotel Dinesty Kayuagung, kemarin (27/2). Kegiatan tersebut bertujuan guna meningkatkan mutu dan produktivitas pekerja, khususnya para pekerja yang ada di Bumi Bende Seguguk.
Peserta seminar K3 ini diikuti oleh perwakilan dari perusahaan yang ada di wilayah Kabupaten OKI dan dinas/instansi yang terkait di jajaran Pemkab OKI yang berjumlah 75 orang, dengan rincian 63 orang utusan perusahaan, 10 orang perwakilan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans), 2 orang dari perwakilan dinas/badan/kantor/bagian.
Ketua Pelaksana Seminar tersebut, Sutrisno ST, dihadapan Asisten III Setda OKI, Narasumber dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, kepala dinas, badan, kantor dan bagian di jajaran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) OKI, mengatakan, bahwa dasar pelaksanaan peringatan bulan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah Undang–Undang Nomor 1 tahun 1970, tentang keselamatan kerja.
Adapun tujuan dari pelaksanaan K3 ini, kata dia, diantaranya untuk meningkatan mutu kerja dan produktivitas pekerja, terwujudnya budaya K3 masyarakat Indonesia, meningkatkan kesadaran dan ketaatan pemenuhan norma kerja K3 dan meningkatkan partisipasi semua pihak untuk optimalisasi pelaksanaan budaya K3 di setiap kegiatan usaha.
“Sasaran pelaksanaan K3 ditujukan pada sasaran tingginya tingkat pemenuhan norma K3, meningkatkan jumlah perusahaan yang mendapatkan kecelakaan nihil dan terwujudnya masyarakat yang berprilaku K3,” ujarnya seraya menyebut tema pokok bulan K3 Nasional Tahun 2012 adalah “Optimalisasi Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) untuk Peningkatan Mutu Kerja dan Produktivitas”.
Bupati OKI dalam sambutannnya yang diwakili oleh Asisten III, Drs HA Rahman Rusdi menyampaikan bahwa peringatan bulan K3 Nasional ini merupakan salah satu program pemerintah dalam upaya meningkatkan perhatian terhadap masalah ketenagakerjaan, khususnya masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
“Dengan diselenggarakannya K3 ini  diharapkan akan memunculkan pemikiran-pemikiran baru tentang penyelenggaraan K3, serta terciptanya SDM yang mempunyai bekal ilmu yang cukup mengenai penerapan K3 di setiap perusahaan,” pungkasnya. (mujianto)

Selasa, 21 Februari 2012

Polisi Tembak Pencuri Perangkat e-KTP


          KAYUAGUNG – Jailani alias Jai (30), warga Kecamatan Pedamaran, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), terpaksa dilumpuhkan dengan timah panas di kaki kirinya oleh anggota Tim Khusus (Timsus) Polres OKI, kemarin (21/2) sore.
Pasalnya, Jailani ini masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) lantaran kasus pencurian dengan pemberatan (curat) empat (4) ekor kerbau dan tiga ekor (3) ekor kambing milik Dul Rohman (48), warga Desa Sukapulih, Kecamatan Pedamaran pada Jumat (27/1) lalu.
Selain terlibat kasus pencurian hewan ternak tersebut, tersangka Jailani juga mengakui jika dirinya merupakan pelaku pencurian perangkat elektronik Kartu Tanda Penduduk (e-KTP) di kantor Kecamatan Pedamaran yang terjadi pada 31 Oktober 2011 lalu.
Informasi yang dihimpun dari pihak kepolisian, tersangka Jailani ini ditangkap berdasarkan nyanyian rekan-rekannya yang telah ditangkap lebih dahulu dalam kasus pencurian hewan ternak ini, yakni tersangka Edi Gunawan (20), warga Desa Serinanti, Kecamatan Pedamaran dan Darmawi (32), warga Desa Pedamaran 5, Kecamatan Pedamaran.
Atas informasi inilah kemudian polisi melakukan perburuan terhadap tersangka Jailani dan juga tersangka Bonjol (DPO). Sekian lama menghilang, polisi akhirnya mengendus keberadaan tersangka Jai di Pulau Bangka. Setelah diketahui secara detil keberadaannya, selanjutnya polisi melakukan  penggerebekan di salah satu rumah di wilayah Mentok Bangka.
Ketika hendak ditangkap, rupanya tersangka telah mencium kedatangan anggota Timsus ini sehingga hendak berusaha melarikan diri. Namun polisi yang tak ingin buruannya kabur terpaksa melepaskan tembakan ke arah kaki kirinya dan tersangka langsung tersungkur. Kemudian polisi menggelandang tersangka ke Mapolres OKI guna menjalani pemeriksaan.
Kapolres OKI, AKBP Agus Fatchulloh SIk, melalui Kasat Reskrim, AKP H Surachman membenarkan adanya penangkapan tersangka pencurian hewan ternak ini. “Pelaku pencurian hewan ternak ini ada empat orang. Dua tersangka telah ditangkap dan kali ini tersangka Jailani yang kita bekuk,” ujar Kasat seraya mengatakan, pelaku lainnya yang masih dalam pengejaran adalah tersangka Bonjol.
Menurut Kasat, selain melakukan pencurian hewan ternak, tersangka Jailani ini juga terlibat kasus pembobolan kantor Kecamatan Pedamaran pada 31 Oktober 2011 lalu, dimana atas kejadian itu sejumlah perangkat e-KTP dinyatakan hilang. “Tersangka juga telah mengakui perbuatannya,” kata Surachman seraya mengatakan, pihaknya masih melakukan pemeriksaan guna mencari informasi adanya keterlibatan tersangka lainnya.
Tersangka Jailani yang juga residivis kasus yang sama kepada wartawan kemarin mengakui segala perbuatannya. Hal itu dilakukan guna memenuhi kebutuhan keluarga. “Pencurian kambing ini yang terakhir, pertama kami dapat seekor kerbau dan kami jualkan, masing-masing dapat Rp900 ribu. Kedua kami dapat dua ekor kerbau dan hasil penjualan masing-masing Rp2,5 juta,” akunya. (to)
 


Bulog Belum Terima Tembusan



# Terkait Kenaikan HPP Beras
       KAYUAGUNG – Badan Urusan Logistik (Bulog) wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) mengaku belum menerima tembusan terkait kenaikan harga pembelian pemerintah (HPP) beras, walaupun sebelumnya HPP baru ini dikabarkan akan diberlakukan pada Februari 2012 ini.
Menurut Kepala Bulog OKI, Zamzami, pihaknya belum menerima tembusan terkait kenaikan HPP baru yang diusulkan Kementerian Pertanian (Kementan). “Kami belum menerima tembusannya, mungkin juga kenaikan HPP sebesar 27-28 persen tersebut belum diberlakukan,” ujarnya dihubungi Koran ini melalui selulernya kemarin (21/2).
Zamzami mengatakan, jika memang ada kenaikan maka pihaknya bakal memberlakukan hal serupa. “Selama ini, beras hasil pertanian masyarakat di Kabupaten OKI kita beli dengan harga Rp5.060/kilogram. Menurut kami harga itu sesuai, sebab standar dengan ketetapan pemerintah. Namun jika pemerintah akan menaikan kembali HPP ini, maka ini sangat bagus dan para petani akan lebih sejahtera lagi,” jelasnya.
Sementara ketika dimintai komentarnya mengenai keinginan pemerintah agar Bulog dapat menampung beras dari para petani lokal di wilayah operasi masing-masing, Zamzami menyatakan, hal ini merupakan langkah pemerintah untuk lebih mensejahterakan para petani.
“Sangat bagus, sebab selama ini beras petani lokal yang kita beli kualitasnya lumayan bagus dan belum ada keluhan bagi masyarakat yang memakannya. Sebab beras lokal ini kami distribusikan kembali ke masyarakat OKI melalui beras bagi masyarakat miskin (Raskin -red),” beber Zamzami.
Berdasarkan data yang ada, kata dia, pada tahun 2010 pihaknya telah menghimpun beras petani OKI sebanyak 4.700 ton lebih, sementara di tahun 2011 mengalami penurunan karena sejumlah petani di OKI lahan pertaniannya banyak yang gagal panen.
“Kalau tahun 2011 menurun, hanya 1.640 ton yang kita beli dari masyarakat, sebab petani mengaku lahan pertaniannya banyak yang gagal panen. Namun kita berharap di tahun 2012 ini kembali meningkat, karena sejumlah wilayah penghasil beras bakal melakukan panen,” tandasnya. (mujianto)


Jumat, 17 Februari 2012

Tiga Anak di OKI Alami Kekerasan


       KAYUAGUNG – Kasus kekerasan terhadap anak di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) masih saja terjadi. Akibat kekerasan yang dialami anak, khususnya anak dibawah umur membuat mereka kerapkali menempuh jalan hidup yang salah atau terpaksa berpisah dari orang tuanya dan menjalani kehidupannya sendiri.
          Bagi anak berjenis kelamin laki-laki mungkin masih bisa hidup dengan mencari nafkah sebagai pengemis, ataupun pengamen dan pekerjaan lainnya yang menurut mereka halal. Tapi bagi anak perempuan, mereka terbatas pada tenaga dan keahlian, sehingga menjadi pembantu rumah tangga adalah pilihan satu-satunya. Bahkan saking nekatnya menjalani hidup, mereka terpaksa menjadi pelayan kafe hingga menjadi wanita pekerja seks komersial (PSK).
          Berdasarkan dari Komisi Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) Kabupaten OKI, hingga saat ini tercatat ada tiga kasus kekerasan yang menimpa anak-anak dibawah umur di Bumi Bende Seguguk. Tiga kasus tersebut menimpa anak-anak perempuan dan mereka semuanya dipekerjakan sebagai PSK dengan kedok sebagai pelayan kafe ataupun rumah makan.
          Seperti yang dialami Tik (16) dan Yan (16), keduanya warga Dusun Bunut, Desa Mulyaguna, Kecamatan Teluk Gelam yang terjaring razia oleh jajaran Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) Kabupaten OKI, di hotel dan penginapan di kawasan Jalan Lintas Timur (Jalintim) OKI, Kamis (17/2) dini hari lalu. Dan juga seorang pelajar di Lempuing yang dijadikan wanita malam oleh pemilik rumah makan di kawasan tersebut.
          Kondisi ini membuat prihatin Ketua Komisi Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) Kabupaten OKI, Hj Tartila Ishak yang kemarin (17/2) pagi menemui kedua anak dibawah umur yang terjaring razia itu di Kantor Pemberdayaan Perempuan OKI.
          Dengan nada lembut, Hj Tartila bertanya kepada anak-anak tersebut apa penyebab mereka hingga akhirnya terjerumus ke lembah hitam. Menurutnya, kedua anak putus sekolah ini mengaku bahwa mereka awalnya mengalami kekerasan dan ketidakharmonisan dalam keluarganya.
          “Kita sangat prihatin dengan kondisi ini, karena merupakan ancaman kelangsungan generasi penerus bangsa. Oleh sebab itu, kedepan kami akan berupaya menekan jumlah kasus kekerasan terhadap anak-anak di Kabupaten OKI ini,” ujar Hj Tartila seraya mengatakan, selain kekerasan terhadap anak, pihaknya juga bakal meminimalisir kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang kerap memicu terjadinya perceraian.
Sementara Kasat Pol PP Pemkab OKI, Pratama Suryadi SP mengatakan, pihaknya bakal terus melakukan razia para PSK yang kerap mangkal di kafe-kafe ataupun rumah makan di sepanjang Jalintim OKI. Hal itu sebagai upaya menekan tingginya penyebaran virus HIV/AIDS di Bumi Bende Seguguk. (mujianto)

Jalan Santai dan Senam Sehat Semarak dan Sukses


KEGIATAN jalan santai dan senam bersama yang diselenggarakan dalam rangka memperingati 3 Tahun Kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Ogan Komering Ilir (OKI), yang bertepatan dengan HUT Harian Umum Ogan Ekspres ke 3 tahun, kemarin (17/2), berlangsung sukses dan meriah.
          Kegiatan tersebut diikuti sekitar puluhan ribuan peserta yang memadati lapangan Taman Segitiga Emas (TSE) Kayuagung, yang terdiri dari kalangan pelajar, warga dan seluruh dinas dan instansi jajaran Pemkab OKI. Pelepasan jalan santai tersebut, dilakukan langsung Wakil Bupati OKI, H Engga Dewata Zainal SSos yang didampingi GM Harian Umum Ogan Ekspres, Muntako BM. Dan diikuti ribuan pelajar dan masyarakat, serta kepala dinas/instansi/badan di jajaran Pemkab OKI.
          Usai kegiatan jalan santai, para pelajar dan masyarakat, tak terkecuali Bupati OKI, Ir H Ishak Mekki MM dan Ketua TP PKK OKI, Hj Tartila Ishak, serta Ketua KONI, H Muchendi Mahzareki SE, langsung mengikuti senam bersama yang dipandu para instruktur berpengalaman dari sanggar senam Ekspreso Palembang.
Walaupun terlihat agak kaku, namun nampak sekali keseriusan dan antusiasme semua peserta senam. Terbukti mereka meniru setiap gerakan demi gerakan para instruktur senam ini.  Pantauan Koran ini, Wabup OKI, H Engga Dewata Zainal SSos dan Sekda OKI, Ir H Ruslan Bahri MT, terlihat begitu semangatnya menggerakan kaki dan tangannya mengikuti alunan musik senam.
Di jajaran kepala dinas, badan dan bagian, seperti Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora), Zaid Kamal SPd MSi dan juga Kabag Humas dan Protokol, Suhaimi AP MSi, walaupun agak bingung namun kedua pejabat ini cukup enjoy menggerakan tangan dan kakinya ke kanan dan ke kiri.
Berbeda sekali yang terlihat di jajaran pejabat aparat kepolisian dan Kodim 0402, Kasat Reskrim Polres OKI, AKP H Surachman dan Kasdim Mayor Inf Dedi Kurniadi. Bila mereka sehari-harinya bertindak dan berprilaku tegas, dalam senam ini keduanya terlihat begitu gemulainya menggoyangkan pinggulnya, ini menunjukkan begitu antusiasnya mereka mengikuti rangkaian kegiatan dalam rangka peringatan HUT ke 3 tahun Ogan Ekspres dan Kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati OKI ini. (to)

Selasa, 14 Februari 2012

Kejari Bidik 6 Pejabat

KAYUAGUNG - Kejaksaan Negeri (Kejari) Kayuagung yang melingkupi wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dan Ogan Ilir (OI), saat ini sedang membidik 6 pejabat yang diduga melakukan tindak pidana korupsi yang menyebabkan kerugian uang negara.
Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Kayuagung, Mamiek Suligiono SH MH ditemui di ruang kerjanya, kemarin (14/2) mengatakan, banyak harapan masyarakat umum baik di Bumi Bende Seguguk dan Bumi Caram Seguguk yang menggantungkan harapan kepada pihak kejaksaan terkait penegakkan hukum.
Hal itu, kata Mamiek, dibuktikan dengan sejumlah laporan masyarakat baik perorangan maupun atas nama kelompok kepada Kejari Kayuagung. Laporan itu berisi dugaan korupsi yang dilakukan pejabat pada beberapa instansi pemerintahan.
”Ada 5 sampai 6 pejabat yang dilaporkan mereka,” kata Mamiek tanpa menyebutkan nama instansi pemerintahan tersebut, karena saat ini laporan masyarakat sedang ditindaklanjuti.
Pihaknya berharap masyarakat harus aktif dalam memberikan laporan, info dan data terkait dugaan penyelewengan uang negara. ”Ada yang kasusnya dilakukan 2 tahun lalu (2010), ada juga yang tahun 2011. Namun belum masuk dalam tahap penyelidikan, karena saat ini masih penyidikan,” ungkap Kajari sembari mengatakan, semua laporan itu sedang ditangani kejaksaan melalui Seksi Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) yang memiliki beberapa jaksa baru.
Mengenai nominal kerugian negara akibat dugaan korupsi yang dilakukan pejabat itu, Kajari mengatakan, belum bisa diketahui sekarang. Namun dari 6 dugaan kasus korupsi itu, nilai anggaran minimal Rp250 juta dan maksimal Rp2,2 miliar.
”Itu nilai anggarannya, jadi uang yang diduga dikorupsi belum bisa kita ketahui,” urai Mamiek yang juga menjelaskan, jajaran Kejari Kayuagung saat ini diperkuat personil berupa 7 jaksa baru yang saat ini sedang bekerja menangani kasus tersebut.
Mengenai masih adakah kemungkinan kasus dugaan korupsi lainnya, Kajari mengaku tentu saja ada dan sedang ditangani lembaga lain yakni kepolisian. Bila kepolisian sudah menangani kasus dugaan korupsi, maka Kejari Kayuagung tidak ikut menangani kasus tersebut. (to)