Kamis, 05 Mei 2011

Proyek Bangunan PU CK Tak Miliki Papan Nama



# Penambahan Ruang BAPEDA

KAYUAGUNG – Proyek penambahan ruangan di BAPEDA Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) yang dikerjakan oleh Dinas PU Cipta Karya (CK) setempat, tidak memiliki papan nama sebagai informasi untuk mengetahui jumlah anggaran pembangunan proyek tersebut.

Pantauan di lapangan kemarin, proyek penambahan ruangan di BAPEDA tersebut diperkirakan baru tiga hari dikerjakan. Namun anehnya pada lokasi pengerjaannya tidak dipasang papan proyek sebagai informasi, sehingga hal ini terkesan tidak transpran terhadap dana yang digunakan dalam pengerjaan proyek tersebut.

Mengenai hal ini juga sempat ditanyakan langsung dengan pihak BAPEDA setempat selaku instansi yang saat ini lagi diadakan pembangunan penambahan ruangan baru, melalui Sekretarisnya, Makruf, saat ditemui di ruang kerjanya. Di mana dia mengatakan, mengenai proyek tersebut pihaknya tidak tahu apa-apa. Kerena proyek tersebut adalah miliki PU CK. “ Kita tidak tahu apa-apa, itu yang mengerjakannya pihak PU CK, karena kapasitas kami hanya dibangunkan saja,” katanya.

Dia mengatakan, pelaksanaan proyek tersebut saat ini dalam tahap pengerjaan, mengenai masalah tidak adanya papan proyek pihaknya tidak bisa berkomentar banyak. Karena hal tersebut wewenangnya Dinas PU CK selaku yang mengerjakan proyek tersebut. “ Untuk lebih jelasnya coba tanya saja dengan pihak PU CK yang mengerjakan proyek tersebut,” tandasnya. (don)

Dinsos OKI Tak Tahu Jumlah RTH



* Alasan Belum Didata

KAYUAGUNG – Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), saat ini tidak bisa menyebutkan jumlah rumah tidak layak huni (RTH), khususnya yang ada di wilayah Kota Kayuagung, dengan alasan data tersebut belum dicatat terhitung awal Januari-April 2011 lalu.
Hal ini sendiri dikatakan Kepala Bidang (Kabid) Data dan Informasi, L Heri Teguh saat ditemui di ruang kerjanya kemarin (5/5). “Lain kali saja, kami belum bisa menyebutkan jumlahnya karena belum didata,” katanya.
Pantauan di dinas kemarin, sepertinya tidak hanya untuk data jumlah RTH saja, melainkan data lainnya seperti jumlah anak terlantar, orang jompo dan lain sebagainya yang menjadi tugas instansi tersebut diduga juga belum dilakukan pendataan. Hal ini terbukti dari papan data yang hanya memuat data di tahun 2009 lalu.
Dengan jawaban yang tidak tahu tersebut dengan alasan belum dilakukan pendataan, maka wartawan Koran ini yang hendak mencari informasi terpaksa tidak mendapatkan informasi tersebut, khususnya untuk jumlah RTH yang ada di wilayah Kabupaten OKI. “Lain kali saja karena datanya belum dicatat,” tandasnya. (don)

Rabu, 04 Mei 2011

Indralaya-Tanjung Raja Selalu Macet




INDRALAYA - Ratusan kendaraan roda empat yang melintasi Jalan Lintas Timur (Jaintim) Indralaya-Tanjung Raja, Kabupaten Ogan Ilir (OI), kemarin (4/5), terjebak macet. Kemacetan disebabkan banyaknya jalan yang rusak.
Kemacetan terjadi mencapai belasan kilometer tersebut membuat para sopir mengeluh karena tujuan mereka terhambat. Bahkan waktu tempuh yang biasanya lebih kurang 30 menit menjadi satu jam lebih. Banyak kendaraan dinas Pemkab OI dan OKI yang melewati jalur tersebut terjebak hingga terlambat masuk kerja.
“Kemacetan ini luar biasa, mulai memasuki Kecamatan Tanjung Raja hingga tiba ke kota Indralaya,” kata Erwin pengemudi yang melintasi jalan tersebut, kemarin.
Menurut Erwin, kemacetan lebih disebabkan kepada banyaknya jalan rusak sehingga truk bermuatan berat harus memperlambat jalannya. Kondisi ini diperparah dengan pekerjaan perbaikan jalan di daerah ruas jalan yang sempit seperti di jembatan, sehingga petugas memberlakukan jalan dengan sistem buka tutup. (ccp)

Jalan Darna Jambi Kayuagung Kembali Rusak


Gaji Naik, Kades Diharapkan Tingkatkan Kinerja




KAYUAGUNG – Dengan dinaikkannya gaji Kepada Desa (Kades) yang ada di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), sejak awal Januari 2011 lalu, yang sebelumnya hanya Rp900 ribuan menjadi Rp1,1 juta per bulan. Pihak pemerintah setempat mengharapkan para Kades dapat meningkatkan kinerjanya dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat.

Hal tersebut dikatakan Kabid Pemerintahan Desa (Pemdes) Badan Pemerintahaan Masyarakat Desa OKI, H Zuffikri SSos, saat ditemui di ruang kerjanya kemarin. Menurut dia kenaikan gaji Kades tersebut merupakan kebijakan pihak pemerintah kabupaten (Pemkab) yang menilai gaji Kades sebelumnya masih dibawah Upah Minimum Regional (UMR). “ Dana tersebut bersumber dari APBD OKI tahun 2011,” katanya.

Dikatakannya, tidak hanya bagi Kades saja yang gajinya dinaikkan. Namun juga untuk perangkat desa lainnya juga demikian, seperti Kaur, Kadus dan Sekdes yang masing-masing dinaikkan Rp25 ribu dari gaji sebelumnya. “ Untuk Kadus yang sebelumnya Rp250 ribu menjadi  Rp275 ribu , Kaur yang sebelumnya Rp425 ribu menjadi Rp450 ribu dan Sekdes yang sebelumnya Rp625 ribu menjadi Rp650 ribu,” jelasnya.

Dilanjutkannya, kebijakan pemerintah untuk menaikkan gaji tersebut tentunya harus diimbangi dengan peningkatan kinerja. Sehingga anggaran yang tidak sedikit tersebut terkesan tidak terbuang percuma dengan eningkatan kinerja dalam melayani masyarakat di desanya masing-masing.

Ditambahkannya, jika hal ini sudah berjalan dengan baik, maka bukan tidak mungkin pihak pemerintah setiap tahunnya akan menaikkan lagi gaji Kades dan perangkat desa, mengingat tugas barat yang dijalankan para perangkat desa tersebut. “ Jika anggaran memungkinkan maka gaji kades setiap tahun akan dinaikkan,” tandasnya. (don)

Senin, 02 Mei 2011

Warga Sungai Sodong Ketakutan Diperiksa












* Takut Dijadikan Tersangka
KAYUAGUNG - Proses pemeriksaan saksi terkait bentrok antara warga Desa Sungai Sodong, Kecamatan Mesuji, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dengan pihak PT Sumber Wangi Alam (SWA) yang menewaskan 7 orang, Kamis (21/4) lalu terus berlanjut. Bahkan dari keterangan saksi tersebut telah muncul 3 tersangka baru dari pihak perusahaan hingga seluruhnya menjadi 5 tersangka.
Dengan bertambahnya tersangka baru itu, timbul rasa ketakutan dari pihak perusahaan maupun warga Desa Sungai Sodong. Mereka merasa cemas karena takut dijadikan tersangka. Apalagi tersiar infomasi bahwa sudah ada warga Desa Pematang Panggang, Kecamatan Mesuji yang dijemput oleh petugas di rumahnya, meskipun pada malam harinya kembali dilepas. Salah seorang warga ini dipanggil dengan surat panggilan No.Pol : S.Pgl/429/IV/2011 Reskrim.
“Kita sudah terima surat panggilannya pak dan terus terang kami ini merasa takut apalagi kami dapat informasi sudah ada warga yang ditangkap,” ujar warga yang minta namanya tidak dituliskan, kemarin. 
Kapolres OKI, AKBP Agus Facthullah SIk, melalui Kasat Reskrim, AKP Rocky Marpaung SIk saat dikonfirmasi wartawan mengatakan, pihaknya telah melakukan pemeriksaan terhadap pihak perusahaan dan menetapkan lima orang tersangka yang diduga kuat terlibat dalam pembunuhan sebelum timbul kerusuhan itu.
Hal ini juga dibenarkan Kanit Tipiter Polres OKI, Aipda Amri Saprin, sekaligus ketua pemeriksa kasus bentrok yang menewaskan 7 orang tersebut. Namun Amri mengaku tidak punya kewenangan untuk memberikan keterangan lebih rinci. “Memang tersangkanya sudah 5 orang, semuanya dari pihak PT SWA, namun untuk jelasnya silahkan tanya pak Kapolres,” ujar Amri.
Dari keterangan diperoleh, penetapan tiga tersangka tambahan ini setelah dilakukan pemeriksaan saksi lainnya secara intensif yang dilakukan oleh penyidik Polres OKI yang sebelumnya telah dipanggil untuk diambil keterangan. Setelah melakukan pemeriksaan dari pihak perusahaan, polisi tengah melakukan pengembangan untuk melakukan pemeriksaan terhadap masyarakat Sungai Sodong. Karena selama ini, belum ada pihak masyarakat yang diambil keterangan.
Pemanggilan dari pihak masyarakat ini sebagai salah satu bentuk keadilan bagi pihak korban baik dari pihak warga sendiri maupun dari pihak perusahaan. Makanya polisi  berharap semua pihak dapat bekerja sama dengan baik dalam penyelesaian kasus tersebut. “Kita juga berharap persoalan ini dapat segera dituntaskan,” jelas seorang petugas pemeriksa di Polres OKI. (jix)

Jalan Desa Sukapulih Hancur


* Warga Pertanyakan Dana Pemeliharaan
            PEDAMARAN – Kondisi jalan yang menghubungkan Desa Sukapulih menuju Ibukota Kecamatan Pedamaran, Kabupaten OKI, saat ini kondisinya sangat memprihatinkan, karena hampir di sepanjang jalan tersebut terdapat kerusakan yang sangat parah hingga sulit dilewati oleh kendaraan roda empat maupun roda dua.
Akibat kerusakan akses jalan poros yang selama ini menjadi urat nadi bagi masyarakat setempat dalam melakukan aktivitas perekonomian dan kegiatan sehari-hari menjadi ikut terhambat.
            ”Dulu waktu jalan masih bagus, aktivitas kami sangat lancar, tetapi sekarang kami sulit membawa hasil tani kami ke pasar, karena jalan rusak parah. Menggunakan motor pun susah, apalagi kendaraan roda empat tidak bisa lewat sedikitpun,” ungkap Solihin (30), warga setempat, kepada Koran ini, kemarin (2/5).
Dikatakannya, rata-rata masyarakat Desa Sukapulih bermata pencarian dari hasil tani, tetapi karena jalan rusak hasil tani tersebut sulit dipasarkan, karena takut kendaraan yang membawa hasil tani tersebut tergelincir atau jatuh kedalam lumpur jalan.
            ”Jalan alternatif lain menuju ke Ibukota Kecamatan Pedamaran adalah dengan melintasi Jalan Lintas Timur, tetapi jaraknya sangat jauh, jika menggunakan jalan yang rusak tersebut jaraknya dapat ditempuh sekitar 4-5 kilometer (Km), tetapi jika menggunakan jalan alternatif lain ditempuh dengan jarak sekitar 20 Km,” tandas Solihin.
            Hal yang sama diungkapkan Yanto (34), warga lainnya. Menurutnya, sejak jalan rusak, mobil tidak bisa masuk melalui jalan tersebut, sehingga usaha warga misalnya untuk mengangkut hasil dari usaha batubata atau hasil pertanian yang akan diangkut dalam jumlah besar harus menggunakan mobil, tetapi karena mobil tidak bisa masuk maka terpaksa tertunda atau kalau dipaksakan diangkut biaya atau ongkosnya menjadi tinggi.
Bukan itu saja, lanjut Yanto, anak-anak di Desa Sukapulih yang sekolah di Pedamaran, juga merasa prihatin dan terkadang pakaian sekolah mereka terpaksa kotor karena terkena lumpur tanah merah saat melintas di jalan yang rusak tersebut. ”Jika hujan turun, maka semua aktivitas terhenti dan motorpun tidak bisa melintas di jalan tersebut,” ungkapnya.
            Untuk itu, Yanto berharap kepada Pemkab OKI untuk kembali memperhatikan nasib warga di Desa Sukapulih dengan melakukan perbaikan atau peningkatan pembangunan jalan tersebut untuk diaspal, karena masyarakat sudah sering melakukan gotong royong memperbaiki bagian yang rusak, tetapi tetap saja tidak bisa diatasi.
Warga juga mempertanyakan biaya pemeliharaan jalan tersebut untuk direalisasikan sebagaimana mestinya agar jalan tersebut tidak rusak dan tetap bisa digunakan. ”Jika tidak cepat diperbaiki, maka kondisinya akan semakin parah dan tidak bisa dimanfaatkan warga lagi sebagaimana fungsinya,” ungkap Yanto.
Pantauan di lapangan, Desa Sukapulih merupakan eks pemukiman Liposos. Pembangunan jalan yang rusak tersebut sebelumnya dirintis oleh pemerintah setempat dan aksesnya dibuka melalui kegiatan TNI Manunggal Masuk Desa (TMMD). Kemudian jalan tersebut dilakukan pengerasan melalui dana APBD Kabupaten OKI, namun saat ini kondisi jalan tersebut rusak parah dan di beberapa titik lumpuh total. (dri)
           

Banjir Tunda Penanaman Padi



KAYUAGUNG - Areal persawahan yang terdapat di Kelurahan Mangunjaya, Kecamatan Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), terendam banjir.
Sulaiman warga setempat kepada Koran ini, kemarin (2/5) menuturkan, penyebab banjir di areal persawahan warga tersebut disebabkan guyuran hujan beberapa hari terakhir. Areal persawahan warga yang terletak di Desa Mangunjaya ini adalah areal persawahan milik pribadi warga setempat. Namun, areal persawahan yang ada tersebut biasanya digunakan warga lain dengan menggunakan sistem sewa.
“Areal ini biasanya digunakan pada musim tanam, banyak warga yang ada di desa ini yang melakukan penanaman padi,” jelasnya.
Sulaiman menambahkan, bila tidak terendam banjir, para pengendara kenderaan roda dua, biasanya melewati jalan areal persawahan ini. “Jalan ini merupakan jalan alternatif untuk menuju ke kantor Lurah Mangunjaya,” ungkapnya.
Sulaiman juga meminta kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) OKI melalui dinas terkait agar dapat membangun pengedaman yang ada di areal tersebut. Sebab, bila di areal persawahan ini terdapat pengedaman maka areal persawahan ini tidak terendam banjir.
“Selama ini sudah ada tempat pengedaman, tetapi masih sedikit. Bila ada pembangunan pengedaman maka para pengendara kenderaan bermotor dapat menggunakan jalan ini sebagai jalan alternatif,” urainya.
Sulaiman mengungkapkan, untung saja pada saat areal persawahan ini terendam banjir para warga tidak melakukan penanaman padi. “Jadi warga yang ingin menanam padi biasanya setelah airnya surut,” jelasnya sembari mengatakan, biasanya air yang ada di areal persawahan tersebut surut setelah  dua atau tiga bulan mendatang.
Berdasarkan pantauan Koran ini kemarin, ketinggian air di areal persawahan tersebut diperkirakan mencapai 1 meter lebih. Para warga sekitar, memanfaatkan banjir di areal persawahan ini dengan mencari ikan dengan menggunakan tangkul.
Sementara para pengendara bermotor terpaksa harus berbalik arah dari jalan areal persawahan, saat melihat kondisi tersebut terendam banjir. (ban)



Sekda OKI Pimpin Upacara Peringatan Hardiknas





KAYUAGUNG - Upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), kemarin (2/5) tingkat Kabupaten OKI di halaman Kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) OKI berlangsung hikmad. Sekda OKI Ir H Ruslan Bahri MT kemarin bertindak sebagai Inspektur Upacara.
Upacara ini dihadiri Unsur Muspida, seluruh pejabat di jajaran Pemkab OKI, puluhan personil TNI, Polri, Sat Pol PP Pemkab OKI, ratusan PNS, ratusan pelajar dari tingkat SD-SLTP-SLTA se-Kecamatan Kota Kayuagung.
Sekda OKI yang membacakan sambutan tertulis Mendiknas RI, Prof  DR Ir KH Muhammad Nuh DEA mengatakan, pemerintah menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh insan pendidikan.
Hal serupa juga disampaikan kepada seluruh pemerintah daerah, organisasi yang bergerak di dunia pendidikan dan pemangku kepentingan lainnya atas segala ikhtiar, kepedulian dan perhatian yang telah diberikan dalam membangun dan mengembangkan dunia pendidikan.
“Selamat Hari Pendidikan Nasional tanggal 2 Mei 2011, semoga pendidikan semakin berkualitas dan semakin terbuka aksesnya bagi rakyat Indonesia secara keseluruhan,” ucap Sekda OKI di hadapan seluruh peserta upacara.
Dikatakan Ruslan Bahri, tema Hardiknas tahun ini adalah “Pendidikan Karakter Sebagai Pilar Kebangkitan Bangsa”. Subtemanya “Raih Prestasi Junjung Tinggi Budi Pekerti”. Tema tersebut mengingatkan kembali kepada kita semua tentang hakekat pendidikan yang telah ditekankan oleh Bapak Pendidikan Nasional kita yaitu Ki Hajar Dewantara yang hari ini diperingati hari kelahirannya sebagai Hardiknas.
“Pendidikan, kata Ki Hajar Dewantara adalah daya upaya untuk memajukan budi pekerti (kekuasaan batin dan karakter), pikiran (intelek) dan jasmani anak didik,” tandas Ruslan Bahri. (jix)

Penipuan Melalui SMS Masih Marak



            KAYUAGUNG – Penipuan melalui Short Message Service (SMS) atau pesan singkat di telepon seluler yang selama ini sempat merebak di tengah masyarakat ternyata saat ini masih marak terjadi di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).
Modus yang dilakukan si pengirim pesan bermacam-macam, ada yang berpura-pura mengaku keluarga penerima pesan dan mengaku sedang di jalan, sehingga tidak sempat mengisi pulsa, dengan dalil tersebut si pengirim pesan meminta dikirimi pulsa ke nomor tertentu dengan jumlah nominal beragam dan berjanji akan mengembalikan saat ia menemukan tempat pengisian pulsa.
Ada juga yang mengaku lagi ada permasalahan di kantor polisi, sehingga tidak sempat mengisi pulsa dan pura-pura sebagai keluarga si penerima pesan. Ponsel yang digunakan juga mengaku meminjam nomor orang lain.
Hal tersebut seperti yang dialami Lelah (35), warga Pedamaran. Menurutnya, ia menerima SMS dari nomor yang tidak dikenal, selanjutnya orang tersebut memintanya untuk mengirim pulsa dengan nominal Rp50 ribu karena ada urusan di kantor polisi.
”Saya menerima SMS dari nomor 0853-99033829. Isi SMS-nya berbunyi Ini bpk lg pinjam HP org. Tlng beliin dlu bpk pls Rp50 ribu ke no bru bpk ini : 0853-99388097, bpk lg ad mslh di kntr Polisi. Jgn di tlpn/SMS nanti bpk yg tlpn. Skrng penting,” ungkap Lelah menirukan isi pesan singkat di ponselnya.
Ketika hendak dihubungi kedua nomor tersebut, kata Lelah, tidak aktif dan ia merasa curiga karena suaminya saat itu bersama dirinya, selanjutnya orang tuanya juga tidak memiliki ponsel.
”Saya berniat hendak mengirimi pulsa, karena takutnya yang SMS itu ayah mertua saya, tetapi karena nomor tersebut ketika saya bel tidak aktif, maka saya batalkan untuk mengirim dan ternyata nomor tersebut juga bukan nomor mertua saya,” tandasnya.
Lelah juga mengaku sebelumnya ia pernah mendengar isu tentang penipuan lewat SMS dengan motif minta dikirimi pulsa tersebut, tetapi ia sempat bingung, karena siapa tahu yang SMS tadi benar-benar keluarga yang sedang berurusan dengan polisi.
Lelah mengaku sengaja tidak melaporkan kejadian tersebut kepada pihak kepolisian, karena ia belum menjadi korban penipuan, tetapi ia mengimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati terhadap penipuan dengan modus SMS tersebut dan jika menemukan nomor yang mencurigakan atau nomor baru, sebaiknya dihubungi terlebih dahulu. (dri)

Warga Terima Raskin 4 Bulan Sekali




LEMPUING JAYA – Penyaluran beras untuk keluarga miskin (raskin) di Desa Muara Burnai 2, Kecamatan Lempuing Jaya, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), sangat berbeda dengan desa-desa lain di Bumi Bende Seguguk.
Pasalnya, warga setempat hanya menerima raskin setiap empat bulan sekali, dimana semestinya warga berhak menerima jatah tersebut setiap bulannya. Ironisnya, jatah raskin di desa tersebut setiap bulannya masih didistribusikan sebanyak 5 ton untuk 1.494 Rumah Tangga Sasaran (RTS).
Salah seorang warga setempat yang namanya enggan disebutkan, mengatakan, penyaluran raskin di Desa Muara Burnai 2 tidak rutin disalurkan setiap bulannya, sehingga warga sempat bertanya-tanya apa penyebabnya. “Warga menerima empat bulan sekali, padahal jatah setiap bulan sebanyak 5 ton untuk desa ini,” katanya kepada Koran ini, kemarin (2/5).
Dengan kondisi demikian, kata warga, masyarakat sedikit resah karena raskin yang bisanya disalurkan setiap bulan, ternyata untuk desa mereka hanya empat bulan sekali. Oleh karena itu, kedepannya warga berharap pembagian raskin di desa mereka dilakukan setiap satu bulan sekali, bukan empat bulan sekali. “Keberadaan raskin sangat membantu sekali masyarakat miskin di tengah tingginya harga beras saat ini,” ujarnya.
Kepala Desa (Kades) Muara Burnai 2, Heri, melalui Sekretaris Desa (Sekdes) setempat, Sarno mengatakan, alasan penyaluran raskin di desa tersebut tidak disalurkan setiap sebulan sekali, tak lain bertujuan untuk membagi rata raskin.
“Untuk penyaluran raskin disini setiap desa kita gilirkan. Setiap sebulan sekali untuk setiap dusun yang ada, sehingga pembagian raskin dinilai adil, sebab Desa Muara Burnai 2 memiliki enam dusun,” jelasnya. (don)

Lebung Batang Harapkan Juara Lomba Desa se-OKI







PANGKALAN LAMPAM - Desa Lebung Batang, Kecamatan Pangkalan Lampam, Kabupaten OKI sangat mengharapkan bisa menjuarai lomba desa tingkat kabupaten tahun 2011. Harapan tersebut bisa saja terwujud karena desa ini sudah melakukan persiapan matang dan memberikan yang terbaik saat penilaian.
Lebung Batang berhak mengikuti lomba desa tingkat kabupaten se-OKI karena berhasil menjuarai lomba desa tingkat kecamatan. Bila mimpi juara tingkat kabupaten terwujud maka desa ini akan mewakili OKI dalam lomba desa tingkat provinsi.
Camat Pangkalan Lampam, Herliansyah Hilaliddin SSTP MSi, kemarin mengatakan, pihak kecamatan sangat siap mendukung Desa Lebung Batang bila nantinya diberi kepercayaan Pemkab OKI untuk menjuarai lomba desa tingkat kabupaten dan akhirnya mewakili OKI dalam perlombaaan desa tingkat Provinsi Sumsel.
Penilaian terhadap Desa Lebung Batang sudah dilakukan tim penilai beberapa hari lalu. Tim penilai berasal dari BPMD OKI, TP PKK OKI, Dinkes OKI, Disdik OKI, BKKBN OKI, LPM OKI dan instansi terkait lainnya.
Herliansyah yang sebelumnya dipercaya Bupati OKI Ir H Ishak Mekki MM sebagai ajudan bupati menuturkan, dalam penilaian lomba desa tersebut Kecamatan Pangkalan Lampam juga mengadakan pameran stand se-kecamatan, berobat gratis dan door prize.
Sedangkan Desa Lebung Batang mengadakan lomba masak bagi kades-kades se- Kecamatan Pangkalan Lampam dalam rangka memperingati Hari Kartini. Penilaian lomba desa terdiri kegiatan administrasi pemerintahan Desa Lebung Batang, kegiatan TP PKK Desa, BPD, LPM Desa, PAUD, rumah sehat, kebun TP PKK dan lainnya.
Aneri H Yabani selaku Kades Lebung Batang menyatakan, persiapan lomba desa ini yang dilakukan semua unsur di desanya diantaranya berupa saling bekerjasama dan bergotong-royong untuk meningkatkan kebersihan dan kekompakan bermasyarakat. (jix)

Dewan Minta Sekretariat Tingkatkan Kinerja


KAYUAGUNG - Komisi I dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) Kabupaten OKI meminta kepada Sekretariat DPRD OKI untuk dapat meningkatkan kinerjanya dalam proses pelayanan yang maksimal, transparan, akuntabel, tepat dan akurat.
“Kami minta agar Sekretariat DPRD OKI untuk dapat meningkatkan kinerjanya,” kata juru bicara Komisi I DPRD OKI, Mulyana SP, pada sidang parupurna DPRD OKI, kemarin.
Menurutnya, hal tersebut dimaksudkan agar terjalin hubungan interaksi yang harmonis dan serasi. “Sehingga ke depan tercipta suasana yang kondusif,” katanya.
Komisi I DPRD OKI dengan Ketua Sudrono Asnawi ini juga melalui juru bicaranya memberikan apresiasi kepada Sekretariat DPRD OKI atas program anggaran tahun 2010 kemarin yang tertuang penyampaiannya, bahwasanya telah dilaksanakan semaksimal mungkin dalam rangka membantu memperlancar kinerja anggota DPRD Kabupaten OKI.
“Dengan segala kesungguhan kami haturkan apresiasi yang sempurna dan ucapan terima kasih atas kinerjanya selama ini,” tandasnya.
Sementara Ketua Komisi I DPRD OKI mengaku jika selama ini hubungan antara anggota dewan dengan Sekretariat DPRD OKI sudah berjalan dengan baik dan sempurna. Hanya saja, perlunya peningkatan kinerja tersebut lantaran tugas dari anggota DPRD OKI semakin bertambah menyusul banyaknya masukan dari aspirasi masyarakat yang perlu diperjuangkan.
“Ya setiap anggota dewan duduk di sini (DPRD OKI -red) kan wakil dari rakyat tentunya masih banyak aspirasi masyarakat yang perlu diperjuangkan,” kata salah satu putra terbaik di Kecamatan Pedamaran OKI ini tersenyum. (jix)

Blanko KTP Masih Kosong



KAYUAGUNG – Sudah sebulan lamanya Dinas Kependudukan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) kehabisan blanko pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP), sehingga dengan terpaksa para pemohon KTP yang setiap hari datang ke instansi tersebut diberikan kartu identitas sementara yang hanya berlaku selama tiga bulan.
Pantauan di lapangan kemarin (2/5), sejumlah masyarakat pemohon KTP yang berasal dari berbagai desa dalam kabupaten ini hanya menerima selembar kertas sebagai identitas sementara akibat habisnya blanko pembuatan KTP. Melihat hal ini, pelayanan yang ada dinilai kurang optimal. Apalagi kondisi habisnya blanko diperkirakan sudah mencapai satu bulan.
Menurut salah seorang staf di instansi tersebut, untuk mengatasi hal itu pihak Disdukcapil membuatkan KTP sementara yang berlaku selama tiga bulan saja. “Sekitar sebulan blanko pembuatan KTP-nya habis dan tidak tahu kapan datangnya,” katanya.
Sementara Kepala Disdukcapil OKI, Gamal Abdul Najib, sebelumnya mengakui adanya kekosongan blanko KTP tersebut, namun pihaknya berjanji akan mengatasi masalah itu setelah melakukan rapat kerja di Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil di Jakarta beberapa waktu lalu.
“Kita masih menunggu keputusan rapat di Jakarta (10 April), sebab jika program KTP elektronik diberlakukan maka akan percuma memesan blanko KTP,” cetusnya.
Sukri (36), salah seorang masyarakat yang ingin membuat KTP mengatakan, dengan kondisi blanko yang habis sekarang diakuinya memang menjadi kendala. Karena walaupun masalah ini bisa diatasi dengan membuatkan KTP sementara, namun masa berlakunya tidak terlalu panjang, melainkan hanya tiga bulan.
Menanggapi kekosongan blanko KTP tersebut, anggota Komisi I DPRD OKI, Mulyana SP merekomendasikan agar pihak Disdukcapil segera mengatasi permasalahan tersebut hingga menjelang penerapan e-KTP pada Agustus mendatang.
“Kami juga meminta pihak Disdukcapil untuk memonitor oknum-oknum yang bermain dalam hal pembuatan KTP, KK dan Akta Kelahiran, sebab hal seperti ini merusak citra pelayanan kepada masyarakat,” cetusnya. (don/jix)

Dewan : Anggaran “Diketuk Palu” Bisa Dibatalkan



KAYUAGUNG -  Tidak kunjung cairnya dana pinjaman bergulir UKM tahun 2010 lalu, ternyata membuat anggota dewan angkat bicara dengan mangatakan anggran yang pernah diketuk palu alias disetujui bisa saja dibatalkan realisasi pencairannya dan dananya arus dikembalikan ke kas daerah. Hal tersebut dikatakan oleh anggota Komisi B, DPRD Kabupaten OKI, Agustina saat ditemui kemarin.
Menurut Agustina, jika anggaran program tersebut tahun 2010 lalu, namun belum cair hingga saat ini telah memasuki tahun 2011, maka secara otomatis dana tersebut tidak bakalan cair lagi. Namun lanjut dia, kalau setiap anggaran yang telah disahkan sebetulnya bisa dibatalkan.
Dia juga menyarankan, agar tentang permasalahan ini dapat ditanyakan langsung dengan SKPD yang bersangkutan terkait pencairan dana tersebut.  Sedangkan pihak SKPD yang dalam hal ini Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) juga kebingungan mengapa dana tersebut tidak kunjung cair. Bahkan hal ini menjadi tanda tanya besar. Padahal program tersebut setiap tahunnya selalu direalisasikan.
Untuk mengingatkan kembali, mengenai dana UKM 2010 lalu rencananya akan dicairkan pada Agustus 2010, namun hingga kini dana dana dengan total Rp1 miliar yang diperuntukkan bagi sepuluh kecamatan di Kabupaten OKI ini tak kunjung cair. Bahkan hal tak jarang para koperasi dari setiap kecamatan datang ke Disperindagkop untuk menanyakan kapan realisasi pencairan dana tersebut. (don)

KPP: Camat Tak Dukung Pelaksanaan BGKT



PEDAMARAN – Pada Pelaksanaan Bujang Gadis Kota Tikar (BGKT) tahun 2011 yang bertujuan sebagai upaya pelestarian seni budaya di Kecamatan Pedamaran, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) yang diselenggarakan oleh organisasi kecamatan setempat yakni Besejar (bersama kita sejajar) ternyata pelaksanaan tersebut tidak didukung sepenuhnya oleh Camat setempat, Dra Kesi Herdiana. Bahkan dalam hal ini camat diduga enggan memberikan tanda tangannya untuk izin pelaksanaan kegiatan tersebut.
Hal ini dikatakan oleh Sarifudin yang salah seorang anggota Komite Pemuda Pedamaran (KPP), kepada Koran ini kemarin. Menurut Sarifudin, pihaknya tidak tahu alasannya mengapa camat tidak mendukung kegiatan positif tersebut. “Jangankan mau hadir, bahkan camat tidak mau memberikan tanda tangannya, hal ini juga sangat disayangkan oleh anggota DPRD Kabupaten OKI, dari partai Gerindra, M Teguh, karena camat tidak berkesempatan hadir dalam kegiatan tersebut saat dia menyampaikan sambutannya,” kata Sarifudin.
Dikatakan Sarifudin, pihaknya sangat kecewa karena camat diduga tidak mendukung pelaksanaan kegiatan tersebut. Padahal kapan lagi mau mendukung kegiatan positif yang dilaksanakan oleh organisasi yang ada di Kota Tikar tersebut. ”Ya, kami sangat menyayangkan sekali. Padahal yang bersangkutan diundang untuk hadir dalam kegiatan itu. Tapi memang benar apa yang dikatakan M Teguh, kalau camat tersebut memang tidak pernah hadir setiap kali diundang dalam berbagai kegiatan,” ujarnya menirukan pembicaraan yang disampaikan M Teguh.
Sementara Ketua Komite Pemuda Pedamaran (KPPP), Erpani (50), membernarkan kalau camat diduga tidak merespon kegiatan positif  tersebut. Padahal sebagai pemimpin yang baik seharusnya bisa membaur dengan masyarakat, terutama saat diundang diberbagai kegiatan. Karena masyarakat akan memiliki kebanggaan tersendiri seorang pejabat sekelas camat bisa hadir dalam pelaksanaan kegiatan yang dilakukan, salah satuanya yang dilaksanakan oleh organisasi Besejar.
“Kami sebagai masyarakat Pedamaran sangat bangga dengan organisasi Besejar yang memliki kemauan dalam melestarikan budaya dengan mengelar kegiatan tersebut. Namun kami juga sangat menyayangkan, jika benar apa yang dikatakan pak Teguh, selaku anggota DPRD OKI, kalau camat tidak pernah hadir setiap kali diundang dalam kegiatan apapun, salah satunya tidak merespon kegiatan yang dilaksankan ini,” tandasnya. (don)


20 Persen Taksi Gelap Masih Membandel



KAYUAGUNG – Kendati pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ogan Komering Ilir (OKI) telah melakukan penertiban terhadap keberadaan terminal bayangan beserta sejumlah taksi gelap agar masuk ke kawasan Terminal Kayuagung, namun baru 80 persen saja dari para sopir yang mematuhinya, sedangkan 20 persennya masih membandel khususnya bagi sopir taksi gelap jenis pribadi.
Hal tersebut dikatakan Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) OKI, Drs Asnawi P Ratu, melalui Kasi Pengendalian Operasi (Dalop), Usman Gumati, kepada Koran ini kemarin (2/5). “Yang saat ini sudah kita tertibkan hanya untuk angdes jenis Carry yang memang diakui masih menggunakan plat hitam. Namun mereka mau untuk ditertibkan,” kata Usman.
Dikatakan Usman, dalam hal penertiban, sebenarnya pihaknya tidak pernah memberatkan para sopir taksi, melainkan hanya untuk menertibkan. Buktinya, saat ini sekitar 80 persen taksi yang telah ditertibkan tidak dikenakan biaya sedikitpun.
Hal ini sendiri tak lain bertujuan untuk penertiban, sekaligus agar keberadaan terminal yang selama ini terkesan tidak difungsikan bisa digunakan dengan maksimal untuk mengangkut dan menurunkan penumpang. “Sejak ditertibkan, kawasan pasar yang dulunya terlihat semerawut kini terlihat lebih tertib dari sebelumnya,” jelasnya.
Dilanjutkannya, keberadaan taksi gelap yang saat ini masih membandel adalah mereka yang sering mangambil penumpang di kawasan pasar secara diam-diam yang kebanyakan kendaraan angkutan kota jurusan Palembang dan taksi gelap yang sering mangkal di sekolah, khususnya di kawasan SMKN 1 dan SMKN 2 Kayuagung, serta di depan SMAN 1 Kayuagung.
Oleh karena itu, kata Usman, untuk mengatasi masalah ini pihaknya berencana melakukan kerjasama dengan dealer tempat para sopir melakukan pembelian mobil secara kredit agar plat mereka yang saat ini masih hitam dapat diubah menjadi kuning dan Dishubkominfo sendiri telah mengantongi semua taksi gelap yang sering mangkal mengambil penumpang di sejumlah terminal bayangan tersebut.
“Kami akan bekerjasama dengan pihak dealer untuk mengubah plat kendaraan mereka menjadi kuning. Dan dalam hal ini kami selaku pihak Dishubkominfo akan bertanggungjawab langsung, yang tentunya juga bekerjasama dengan Satlantas dan Samsat setempat,” tandasnya. (don)