Minggu, 08 Januari 2012

Dishub Janji Bakal Tindak Taksi Gelap




            KAYUAGUNG – Maraknya taksi gelap yang beroperasi di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), terus menimbulkan keluhan dari sejumlah sopir angkutan resmi. Untuk itu, pihak Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kabupaten OKI, berjanji bakal segera menindak keberadaan taksi-taksi gelap ini.
            Kepala Dishubkominfo OKI, Drs Asnawi P Ratu melalui Kasi DAL Ops, Usman Husin menegaskan, pihaknya bakal memprogramkan dan melakukan koordinasi dengan pihak terkait mengenai penertiban keberadaan taksi gelap ini.
            “Insya Allah dalam waktu dekat kami bakal menertibkan taksi gelap ini,” ujar Usman ketika dihubungi Koran ini kemarin (8/1).
            Seperti diketahui, keberadaan taksi gelap yang belakangan ini semakin marak dan menjamur di beberapa daerah, ternyata  menjadi salah satu penyebab menghilangnya keberadaan angkutan kota (angkot) dalam Kota Kayuagung, Kabupaten OKI. Namun taksi berplat hitam bukan berarti mereka tidak terdaftar atau illegal, sebab pihak Dishubkominfo sejak beberapa bulan lalu terus berupaya melakukan perubahan plat dari hitam ke plat kuning, dimana biaya mutasi tersebut digratiskan.
            Herman (30), salah satu pengusaha angkot di Kota Kayuagung, sebelumnya mengatakan, sejak beberapa tahun lalu usaha angkot merupakan salah satu alat transportasi andalan bagi masyarakat, tetapi belakangan ini sedikit demi sedikit para pengusaha angkot banyak yang gulung tikar.
            ”Sekitar tahun 2004 lalu, angkot yang beroperasi dalam Kota Kayuagung, jumlahnya mencapai 30-40 unit, tetapi hingga saat ini jumlahnya terus berkurang dan hingga mencapai angka minimum atau hanya berkisar 15 unit,” ungkap Herman.
            Menurutnya, ada beberapa hal yang diduga menjadi salah satu penyebab hilangnya keberadaan angkot tersebut, diantaranya semakin banyaknya taksi gelap yang beroperasi. ”Mobil taksi gelap atau yang sering disebut travel bernomor plat hitam, tidak mempunyai trayek, sehingga jika mengantar penumpang hingga sampai ke rumah, sehingga penumpang tidak perlu lagi naik angkot, hal ini menyebabkan penumpang angkot semakin sepi,” tegasnya.
            Jika penumpang sepi, kata Herman, otomatis berpengaruh terhadap pendapatan sopir angkot dan jika pendapatan kecil maka biaya operasional tidak sebanding dengan penghasilan yang didapat, sehingga para pemilik angkot lebih memilih mematikan usahanya dan terpaksa harus gulung tikar.
Hal senada juga diungkapkan Rahman (36). Menurutnya, taksi gelap yang beroperasi dalam kota Kayuagung tidak ada, yang ada hanya rute dari kecamatan lain, menuju ke Kota Kayuagung, atau rute Palembang–Kayuagung. ”Kalau naik taksi gelap dari Palembang ke Kayuagung biasanya langsung diantar ke rumah, sehingga tidak perlu menggunakan ongkos lagi untuk naik angkot, makanya wajar jika penumpang sopir angkot semakin sepi,” kata Rahman. (jix)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar