* Warga Sodong Butuh Perhatian
MESUJI – Pasca terjadinya bentrok antara warga Sungai Sodong, Kecamatan Mesuji, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dengan PT Sumber Wangi Alam (SWA), Kamis (23/4) lalu, personil Brimob dari Kepolisian Daerah (Polda) Sumsel masih berjaga-jaga di lokasi. Namun hal itu belum bisa menyembuhkan rasa traumatik warga korban bentrok.
Akan tetapi, setelah Komandan Korem (Danrem) 044 Garuda Dempo (Gapo), Kolonel Inf Wiyarto beserta rombongan yakni Pasi Bin Walwil, Mayor Inf Suhardi, Pasi Intel Rem 044/Gapo, Mayor Inf Herison, Wadan Tim Intel Rem 044/Gapo, Lettu Inf Fariq Abduh dan Kasdim 0402/OKI, Mayor Inf Dedi Kurniadi, berkunjung ke Desa Sungai Sodong, kemarin (27/4), kehausan ratusan warga akan perhatian dari pihak pemerintah terobati.
Dalam kesempatan itu, sedikitnya ratusan warga menyempatkan diri untuk berdialog dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) beserta pihak kecamatan dan kepala desa setempat di rumah salah seorang keluarga korban bentrok yakni Tutul yang merupakan bapak dari korban Matchan (21).
Ansani yang merupakan warga setempat meminta agar anggota TNI yang dianggap netral dapat menjadi penengah dalam masalah ini dan dapat berada di tengah masyarakat setempat hingga permasalahan ini diselesaikan, sebab pasukan Brimob Polda Sumsel yang berjaga-jaga saat ini malah menjadi momok yang menakutkan bagi warga.
Sabtu warga lainnya menuturkan kedatangan anggota TNI di tengah masyarakat Sungai Sodong pasca bentrok memang sangat diharapkan sekali. Warga pada dasarnya sangat butuh perhatian dan kasih sayang pihak pemerintah setempat yang hingga kemarin belum ada yang mengunjungi para keluarga para korban.
Sementara Mangku Hadin selaku perwakilan warga menuntut agar pasukan Brimob yang berjaga-jaga di lokasi segera ditarik, begitu juga dengan petugas PAM Swakarsa yang ada di wilayah tersebut. “Kami juga meminta kepada PT SWA untuk hengkang dari desa kami dan kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) OKI untuk mencabut izin dari PT SWA tersebut,” ujar Mangku Hadin seraya berharap agar hak-hak masyarakat dikembalikan seperti sediakala.
Danrem 044/Gapo, Kolonel Inf Wiyarto kepada Koran ini saat berkunjung ke ‘dapur’ redaksi Ogan Ekspres, kemarin malam, mengaku cukup terkejut dengan keramahan dan tipikal warga Sungai Sodong yang begitu santun, sehingga kondisi tersebut menepis anggapan selama ini yang menilai warga Sungai Sodong anarkis dan brutal.
“Anggapan warga Sungai Sodong brutal seperti yang muncul beberapa hari ini saya kira itu tidak benar. Buktinya saat saya berkunjung ke lokasi warga menyambut kami dengan ramah,” kata Kolonel Inf Wiyarto.
Menurut Wiyarto, pihaknya turut bela sungkawa dan berduka atas meninggalnya warga Sungai Sodong atas tragedi bentrok berdarah yang terjadi beberapa waktu lalu. “Kami merupakan yang pertama mengunjungi para keluarga korban. Jadi kami merasa bangga sekali bisa berada di tengah-tengah masyarakat untuk mendengar berbagai keluhan dan keinginan para warga Sungai Sodong,” cetusnya.
Menanggapi keinginan warga, Wiyarto kepada Wakil General Manager Harian Umum Ogan Ekspres, Drs H Husni Ahmad, Redaktur Pelaksana, Mujianto SE dan Pimpinan Redaksi Sumatera Ekspres, H Mahmud, mengaku jika pihak pemerintah setempat meminta keterlibatan TNI untuk berada di lokasi, maka pihaknya akan mengabulkan permintaan tersebut.
“Kondisi terakhir di lokasi kejadian cukup kondusif, warga saat ini bisa tersenyum kembali pasca kedatangan kami ke sana dan mudah-mudahan kami bisa mendampingi siapapun yang ingin berkunjung ke lokasi itu,” tandasnya. (jix)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar