Senin, 27 Februari 2012

Wartawan Ogan Ekspres Dikeroyok Tukang Ojek

LAPOR – Korban Dony Afriansyah yang juga wartawan Harian Umum Ogan Ekspres saat melapor ke Polsek Kota Kayuagung, kemarin (27/2).


KAYUAGUNG – Salah seorang wartawan Harian Umum Ogan Ekspres (Ogeks) bernama Dony Afriansyah (25) dan seorang loper koran bernama Tomy, keduanya warga Pedamaran VI Desa Menang Raya, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), kemarin (27/2), melapor ke Polsek Kota Kayuagung terkait pengeroyokan yang dilakukan beberapa tukang ojek terhadap dirinya.
          Berdasarkan informasi yang dihimpun, peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 10.40 WIB, bertempat di jalan umum Kelurahan Kutaraya, tepatnya dipersimpangan menuju Puskesmas Kutaraya. Bermula saat korban Tomy menyerempet sepeda motor milik salah seorang tukang ojek yang belum diketahui identitasnya.
Selanjutnya, korban Tomy menghubungi korban Dony yang tak lain adalah kakak iparnya. Seketika Dony tiba di lokasi kejadian dan terjadilah musyawarah dengan tukang ojek yang motornya mengalami sedikit lecet lantaran diserempet.
Belum deal negosiasi mengenai ganti rugi antara keduanya, tukang ojek lainnya yang saat itu memang telah berkumpul di tempat kejadian peristiwa (TKP) malah berteriak kepada korban Dony untuk tidak ikut campur mengenai masalah itu. Bukan itu saja, tukang ojek dimaksud juga lalu mencekik leher korban Dony dan juga menampar bagian pipinya sebelah kanan.
Merasa hal itu telah melampaui batas, korban Dony pun berkata kalau perbuatan tersebut telah lain urusannya. Seketika, beberapa tukang ojek yang biasa mangkal di persimpangan tersebut, langsung melayangkan bogem mentah ke bagian muka dan kepala kedua korban.
Aksi tersebut sempat berlangsung beberapa menit dan tidak ada sedikitpun balasan dari kedua karyawan Ogeks, sehingga keduanya berusaha melarikan diri. Korban Dony ditolong oleh salah seorang warga yang kebetulan melintas dan diantarkan ke kantor Harian Umum Ogan Ekspres di Jalan Pahlawan Kayuagung.
Sementara korban Tomy yang juga berhasil melarikan diri langsung mendatangi SPK Polres OKI dengan maksud melapor. Namun karena korban Dony terlebih dahulu melaporkan kasus pengeroyokan tersebut ke Polsek Kota Kayuagung, laporan ke Polres OKI pun terpaksa dibatalkan.
Korban Dony Afriansyah kepada Koran ini mengaku awalnya tidak ada niat dirinya untuk ribut dengan tukang ojek mengenai masalah serempetan sepeda motor adik iparnya, namun karena beberapa tukang ojek yang mangkal di persimpangan Puskesmas Kutaraya mencari ulah terlebih dulu terpaksa dirinya menuntut akibat luka memar yang dialaminya.
“Namanya tidak tahu, tapi kalau muka tukang ojek yang melakukan pengeroyokan masih saya ingat,” ujarnya saat melapor ke Polsek Kota Kayuagung seraya menunjukkan bukti visum di RSUD Kayuagung beberapa menit usai kejadian.
Sementara Kapolsek Kota Kayuagung, AKP Karimun Jaya SH, didampingi Kanit Reskrim, Aiptu Sarjuno W dan petugas riksa, Briptu Agus Sutarzan membenarkan pihaknya telah menerima laporan pengeroyokan tersebut dan akan ditindaklanjuti. (mujianto)


Angkutan Penumpang Bakal Diseragamkan

KAYUAGUNG – Angkutan penumpang di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) rencananya bakal diseragamkan. Hal ini dikarenakan sangat minimnya jumlah angkutan penumpang resmi yang beroperasi di wilayah Bumi Bende Seguguk, sementara di sisi lain taksi gelap marak beroperasi.
          Menurut Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) OKI, Drs H Asnawi P Ratu, walaupun saat ini angkutan penumpang baik berplat kuning maupun berplat hitam sudah tertib masuk ke dalam Terminal Kayuagung, namun perbedaan warna plat dan angkutannya masih dirasa kurang enak dipandang.
          Hal ini membuat pihaknya berencana bakal menyeragamkan semua angkutan penumpang, baik dari segi plat, maupun warna dan jenis mobil angkutan tersebut. “Rencana penyeragaman jenis angkutan ini segera kita usulkan ke Perusahaan Daerah Bende Seguguk. Disini pemerintah akan menyediakan angkutannya, sementara para sopir nantinya akan membayarnya secara kredit,” kata Asnawi ketika ditemui di ruang kerjanya kemarin (27/2).
          Rencana ini, kata Asnawi, dirasakan sangat baik sebagai solusi penertiban maraknya taksi gelap dan juga keseragaman angkutan di wilayah Kabupaten OKI. “Jadi nantinya, kalau taksi plat kuning banyak beroperasi, maka yang berplat hitam ini bisa kita tindak jika tetap beroperasi. Tapi kalau mau tetap beroperasi maka harus menghitamkan plat kendaraannya,” jelasnya.
          Saat ini, lanjut dia, kesadaran para pemilik angkutan penumpang untuk mengubah platnya menjadi kuning sangat minim, berbagai alasan kerap dilontarkan para sopir guna menghindari kendaraannya diubah. “Jadi solusi inilah yang diyakini mampu menciptakan tertibnya angkutan penumpang di wilayah OKI,” tegasnya.
          Tentunya, sambung dia, dalam proses penyeleksian sopir yang bakal mendapatkan angkutan baru dari pemerintah harus benar-benar ketat, dimana harus ada pernyataan tertulis yang dilengkapi surat keterangan dari kepala desa maupun lurah dimana sopir ini tinggal menetap. “Kita sedang susun usulannya dan dalam waktu dekat akan kita ajukan ke bapak Bupati OKI,” tandasnya. (to)

Dalam Sebulan, 107 Warga Terserang DBD


KAYUAGUNG – Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) saat ini masih menjadi masalah kesehatan yang belum terselesaikan karena jumlah penderitanya masih banyak. Berdasarkan data yang masuk di Dinas Kesehatan (Dinkes) OKI, tercatat sebanyak 107 orang terserang DBD selama Februari 2012.
Jumlah tersebut terbilang masih sangat tinggi, walaupun ada sedikit penurunan dibandingkan Januari 2012, dimana jumlah penderita yang mencapai 204 orang dan meninggal dunia sebanyak 3 orang. Jika ditotal seluruhnya  warga OKI yang serang DBD selama dua bulan terakhir ini mencapai 311 orang.
Berdasarkan rekapitulasi data kasus DBD di Kabupaten OKI, selama Februari 2012 berjumlah 107 orang, dengan rincian pasien perempuan sebanyak 64 orang, laki-laki berjumlah  43 orang. “Penderita masih didominasi usia 15 tahun yang berjumlah 33 orang,” kata Kepala Dinkes OKI, dr Mgs HM Hakim MKes, melaui Kabid P2PL, Bayumi Ismail, didampingi Kasi Pemberantasan Penyakit, dr Herry Yan Ridho.
Dijelaskannya, wilayah yang masih mendominasi banyak terserang DBD adalah Kecamatan Kayuagung, dengan jumlah pasien mencapai 29 orang laki-laki dan 48 orang perempuan, kemudian disusul Kecamatan Sirah Pulau Padang sebanyak 4 orang laki-laki dan 6 orang perempuan. ”Kemudian Kecamatan Jejawi sebanyak 6 orang, Lempuing Jaya 5 orang dan Pedamaran 4 orang,” jelasnya.
Pihaknya mengakui kalau kasus DBD tahun ini ada peningkatan yang signifikan dibandingkan 5 tahun sebelumnya. ”Terakhir data kasus DBD pada Februari sebanyak 107 orang, sementara di Januari berjumlah 264 orang, peningkatannya lebih tinggi dibandingkan 5 tahun yang lalu,” jelasnya.
Pihaknya juga sudah melakukan berbagai upaya untuk penanggulangan DBD. Mulai dari fogging massal hingga turun lapangan untuk mensosialisasikan pemberantasan jentik nyamuk dengan cara mendistribusikan 200 Kg bubuk abate. “Kita imbau kesadaran masyarakat agar peduli terhadap lingkungannya, karena kondisi cuaca saat ini musim hujan," terangnya.
Dinkes juga sudah melakukan pengawasan DBD di lapangan melalui kelompok kerja (pokja) yang sudah dibentuk. ”Kelompok kerja ini diketuai oleh Asisten III, di dalam Pokja itu terdiri dari berbagai instansi mulai dari kecamatan, lurah, kades dan tokoh masyarakat, sehingga pengawasan DBD di lapangan dapat dilakukan dengan baik, pasien juga bisa ditangani dengan cepat,” ungkapnya.
Sementara itu Anggota DPRD OKI komisi IV, Sahiri Soldan SAg saat dikonfirmasi Koran ini mengakui memang kasus demam berdarah di OKI saat ini sangat tinggi dibandingkan tahun-tahun lalu. “Saya sering membaca di beberapa media cetak, bahwa hampir setiap hari pasien DBD terus berdatangan di RSUD Kayuagung,” katanya.
Politisi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini, berharap kedepan pihak Dinkes OKI harus sedia payung sebelum hujan atau ketika akan memasuki musim hujan, harus mulai bertindak dengan menyebarkan bubuk abate dan melakukan fogging.
”Kasus DBD ini  sudah setiap tahun terjadi di OKI, lokasinya juga tidak berubah, seharusnya kedepan Dinkes harus melakukan pencegahan sebelum kasusnya muncul, jangan sampai sudah banyak yang terjangkit baru bertindak,” tegasnya. (mujianto)

Tingkatkan Mutu dan Produktivitas Kerja Melalui K3


 
SEMINAR – Asisten III Setda OKI, Drs HA Rahman Rusdi bersama Ketua pelaksana kegiatan, Sutrisno ST dan perwakilan Kementerian Tenaga Kerja saat membuka seminar peringatan bulan keselamatan kerja dan kesehatan kerja (K3) nasional tingkat Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) di Hotel Dinesty Kayuagung, kemarin (27/2).



       KAYUAGUNG – Seminar peringatan bulan keselamatan kerja dan kesehatan kerja (K3) nasional tingkat Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) diselenggarakan di Hotel Dinesty Kayuagung, kemarin (27/2). Kegiatan tersebut bertujuan guna meningkatkan mutu dan produktivitas pekerja, khususnya para pekerja yang ada di Bumi Bende Seguguk.
Peserta seminar K3 ini diikuti oleh perwakilan dari perusahaan yang ada di wilayah Kabupaten OKI dan dinas/instansi yang terkait di jajaran Pemkab OKI yang berjumlah 75 orang, dengan rincian 63 orang utusan perusahaan, 10 orang perwakilan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans), 2 orang dari perwakilan dinas/badan/kantor/bagian.
Ketua Pelaksana Seminar tersebut, Sutrisno ST, dihadapan Asisten III Setda OKI, Narasumber dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, kepala dinas, badan, kantor dan bagian di jajaran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) OKI, mengatakan, bahwa dasar pelaksanaan peringatan bulan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah Undang–Undang Nomor 1 tahun 1970, tentang keselamatan kerja.
Adapun tujuan dari pelaksanaan K3 ini, kata dia, diantaranya untuk meningkatan mutu kerja dan produktivitas pekerja, terwujudnya budaya K3 masyarakat Indonesia, meningkatkan kesadaran dan ketaatan pemenuhan norma kerja K3 dan meningkatkan partisipasi semua pihak untuk optimalisasi pelaksanaan budaya K3 di setiap kegiatan usaha.
“Sasaran pelaksanaan K3 ditujukan pada sasaran tingginya tingkat pemenuhan norma K3, meningkatkan jumlah perusahaan yang mendapatkan kecelakaan nihil dan terwujudnya masyarakat yang berprilaku K3,” ujarnya seraya menyebut tema pokok bulan K3 Nasional Tahun 2012 adalah “Optimalisasi Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) untuk Peningkatan Mutu Kerja dan Produktivitas”.
Bupati OKI dalam sambutannnya yang diwakili oleh Asisten III, Drs HA Rahman Rusdi menyampaikan bahwa peringatan bulan K3 Nasional ini merupakan salah satu program pemerintah dalam upaya meningkatkan perhatian terhadap masalah ketenagakerjaan, khususnya masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
“Dengan diselenggarakannya K3 ini  diharapkan akan memunculkan pemikiran-pemikiran baru tentang penyelenggaraan K3, serta terciptanya SDM yang mempunyai bekal ilmu yang cukup mengenai penerapan K3 di setiap perusahaan,” pungkasnya. (mujianto)

Selasa, 21 Februari 2012

Polisi Tembak Pencuri Perangkat e-KTP


          KAYUAGUNG – Jailani alias Jai (30), warga Kecamatan Pedamaran, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), terpaksa dilumpuhkan dengan timah panas di kaki kirinya oleh anggota Tim Khusus (Timsus) Polres OKI, kemarin (21/2) sore.
Pasalnya, Jailani ini masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) lantaran kasus pencurian dengan pemberatan (curat) empat (4) ekor kerbau dan tiga ekor (3) ekor kambing milik Dul Rohman (48), warga Desa Sukapulih, Kecamatan Pedamaran pada Jumat (27/1) lalu.
Selain terlibat kasus pencurian hewan ternak tersebut, tersangka Jailani juga mengakui jika dirinya merupakan pelaku pencurian perangkat elektronik Kartu Tanda Penduduk (e-KTP) di kantor Kecamatan Pedamaran yang terjadi pada 31 Oktober 2011 lalu.
Informasi yang dihimpun dari pihak kepolisian, tersangka Jailani ini ditangkap berdasarkan nyanyian rekan-rekannya yang telah ditangkap lebih dahulu dalam kasus pencurian hewan ternak ini, yakni tersangka Edi Gunawan (20), warga Desa Serinanti, Kecamatan Pedamaran dan Darmawi (32), warga Desa Pedamaran 5, Kecamatan Pedamaran.
Atas informasi inilah kemudian polisi melakukan perburuan terhadap tersangka Jailani dan juga tersangka Bonjol (DPO). Sekian lama menghilang, polisi akhirnya mengendus keberadaan tersangka Jai di Pulau Bangka. Setelah diketahui secara detil keberadaannya, selanjutnya polisi melakukan  penggerebekan di salah satu rumah di wilayah Mentok Bangka.
Ketika hendak ditangkap, rupanya tersangka telah mencium kedatangan anggota Timsus ini sehingga hendak berusaha melarikan diri. Namun polisi yang tak ingin buruannya kabur terpaksa melepaskan tembakan ke arah kaki kirinya dan tersangka langsung tersungkur. Kemudian polisi menggelandang tersangka ke Mapolres OKI guna menjalani pemeriksaan.
Kapolres OKI, AKBP Agus Fatchulloh SIk, melalui Kasat Reskrim, AKP H Surachman membenarkan adanya penangkapan tersangka pencurian hewan ternak ini. “Pelaku pencurian hewan ternak ini ada empat orang. Dua tersangka telah ditangkap dan kali ini tersangka Jailani yang kita bekuk,” ujar Kasat seraya mengatakan, pelaku lainnya yang masih dalam pengejaran adalah tersangka Bonjol.
Menurut Kasat, selain melakukan pencurian hewan ternak, tersangka Jailani ini juga terlibat kasus pembobolan kantor Kecamatan Pedamaran pada 31 Oktober 2011 lalu, dimana atas kejadian itu sejumlah perangkat e-KTP dinyatakan hilang. “Tersangka juga telah mengakui perbuatannya,” kata Surachman seraya mengatakan, pihaknya masih melakukan pemeriksaan guna mencari informasi adanya keterlibatan tersangka lainnya.
Tersangka Jailani yang juga residivis kasus yang sama kepada wartawan kemarin mengakui segala perbuatannya. Hal itu dilakukan guna memenuhi kebutuhan keluarga. “Pencurian kambing ini yang terakhir, pertama kami dapat seekor kerbau dan kami jualkan, masing-masing dapat Rp900 ribu. Kedua kami dapat dua ekor kerbau dan hasil penjualan masing-masing Rp2,5 juta,” akunya. (to)
 


Bulog Belum Terima Tembusan



# Terkait Kenaikan HPP Beras
       KAYUAGUNG – Badan Urusan Logistik (Bulog) wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) mengaku belum menerima tembusan terkait kenaikan harga pembelian pemerintah (HPP) beras, walaupun sebelumnya HPP baru ini dikabarkan akan diberlakukan pada Februari 2012 ini.
Menurut Kepala Bulog OKI, Zamzami, pihaknya belum menerima tembusan terkait kenaikan HPP baru yang diusulkan Kementerian Pertanian (Kementan). “Kami belum menerima tembusannya, mungkin juga kenaikan HPP sebesar 27-28 persen tersebut belum diberlakukan,” ujarnya dihubungi Koran ini melalui selulernya kemarin (21/2).
Zamzami mengatakan, jika memang ada kenaikan maka pihaknya bakal memberlakukan hal serupa. “Selama ini, beras hasil pertanian masyarakat di Kabupaten OKI kita beli dengan harga Rp5.060/kilogram. Menurut kami harga itu sesuai, sebab standar dengan ketetapan pemerintah. Namun jika pemerintah akan menaikan kembali HPP ini, maka ini sangat bagus dan para petani akan lebih sejahtera lagi,” jelasnya.
Sementara ketika dimintai komentarnya mengenai keinginan pemerintah agar Bulog dapat menampung beras dari para petani lokal di wilayah operasi masing-masing, Zamzami menyatakan, hal ini merupakan langkah pemerintah untuk lebih mensejahterakan para petani.
“Sangat bagus, sebab selama ini beras petani lokal yang kita beli kualitasnya lumayan bagus dan belum ada keluhan bagi masyarakat yang memakannya. Sebab beras lokal ini kami distribusikan kembali ke masyarakat OKI melalui beras bagi masyarakat miskin (Raskin -red),” beber Zamzami.
Berdasarkan data yang ada, kata dia, pada tahun 2010 pihaknya telah menghimpun beras petani OKI sebanyak 4.700 ton lebih, sementara di tahun 2011 mengalami penurunan karena sejumlah petani di OKI lahan pertaniannya banyak yang gagal panen.
“Kalau tahun 2011 menurun, hanya 1.640 ton yang kita beli dari masyarakat, sebab petani mengaku lahan pertaniannya banyak yang gagal panen. Namun kita berharap di tahun 2012 ini kembali meningkat, karena sejumlah wilayah penghasil beras bakal melakukan panen,” tandasnya. (mujianto)


Jumat, 17 Februari 2012

Tiga Anak di OKI Alami Kekerasan


       KAYUAGUNG – Kasus kekerasan terhadap anak di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) masih saja terjadi. Akibat kekerasan yang dialami anak, khususnya anak dibawah umur membuat mereka kerapkali menempuh jalan hidup yang salah atau terpaksa berpisah dari orang tuanya dan menjalani kehidupannya sendiri.
          Bagi anak berjenis kelamin laki-laki mungkin masih bisa hidup dengan mencari nafkah sebagai pengemis, ataupun pengamen dan pekerjaan lainnya yang menurut mereka halal. Tapi bagi anak perempuan, mereka terbatas pada tenaga dan keahlian, sehingga menjadi pembantu rumah tangga adalah pilihan satu-satunya. Bahkan saking nekatnya menjalani hidup, mereka terpaksa menjadi pelayan kafe hingga menjadi wanita pekerja seks komersial (PSK).
          Berdasarkan dari Komisi Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) Kabupaten OKI, hingga saat ini tercatat ada tiga kasus kekerasan yang menimpa anak-anak dibawah umur di Bumi Bende Seguguk. Tiga kasus tersebut menimpa anak-anak perempuan dan mereka semuanya dipekerjakan sebagai PSK dengan kedok sebagai pelayan kafe ataupun rumah makan.
          Seperti yang dialami Tik (16) dan Yan (16), keduanya warga Dusun Bunut, Desa Mulyaguna, Kecamatan Teluk Gelam yang terjaring razia oleh jajaran Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) Kabupaten OKI, di hotel dan penginapan di kawasan Jalan Lintas Timur (Jalintim) OKI, Kamis (17/2) dini hari lalu. Dan juga seorang pelajar di Lempuing yang dijadikan wanita malam oleh pemilik rumah makan di kawasan tersebut.
          Kondisi ini membuat prihatin Ketua Komisi Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) Kabupaten OKI, Hj Tartila Ishak yang kemarin (17/2) pagi menemui kedua anak dibawah umur yang terjaring razia itu di Kantor Pemberdayaan Perempuan OKI.
          Dengan nada lembut, Hj Tartila bertanya kepada anak-anak tersebut apa penyebab mereka hingga akhirnya terjerumus ke lembah hitam. Menurutnya, kedua anak putus sekolah ini mengaku bahwa mereka awalnya mengalami kekerasan dan ketidakharmonisan dalam keluarganya.
          “Kita sangat prihatin dengan kondisi ini, karena merupakan ancaman kelangsungan generasi penerus bangsa. Oleh sebab itu, kedepan kami akan berupaya menekan jumlah kasus kekerasan terhadap anak-anak di Kabupaten OKI ini,” ujar Hj Tartila seraya mengatakan, selain kekerasan terhadap anak, pihaknya juga bakal meminimalisir kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang kerap memicu terjadinya perceraian.
Sementara Kasat Pol PP Pemkab OKI, Pratama Suryadi SP mengatakan, pihaknya bakal terus melakukan razia para PSK yang kerap mangkal di kafe-kafe ataupun rumah makan di sepanjang Jalintim OKI. Hal itu sebagai upaya menekan tingginya penyebaran virus HIV/AIDS di Bumi Bende Seguguk. (mujianto)

Jalan Santai dan Senam Sehat Semarak dan Sukses


KEGIATAN jalan santai dan senam bersama yang diselenggarakan dalam rangka memperingati 3 Tahun Kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Ogan Komering Ilir (OKI), yang bertepatan dengan HUT Harian Umum Ogan Ekspres ke 3 tahun, kemarin (17/2), berlangsung sukses dan meriah.
          Kegiatan tersebut diikuti sekitar puluhan ribuan peserta yang memadati lapangan Taman Segitiga Emas (TSE) Kayuagung, yang terdiri dari kalangan pelajar, warga dan seluruh dinas dan instansi jajaran Pemkab OKI. Pelepasan jalan santai tersebut, dilakukan langsung Wakil Bupati OKI, H Engga Dewata Zainal SSos yang didampingi GM Harian Umum Ogan Ekspres, Muntako BM. Dan diikuti ribuan pelajar dan masyarakat, serta kepala dinas/instansi/badan di jajaran Pemkab OKI.
          Usai kegiatan jalan santai, para pelajar dan masyarakat, tak terkecuali Bupati OKI, Ir H Ishak Mekki MM dan Ketua TP PKK OKI, Hj Tartila Ishak, serta Ketua KONI, H Muchendi Mahzareki SE, langsung mengikuti senam bersama yang dipandu para instruktur berpengalaman dari sanggar senam Ekspreso Palembang.
Walaupun terlihat agak kaku, namun nampak sekali keseriusan dan antusiasme semua peserta senam. Terbukti mereka meniru setiap gerakan demi gerakan para instruktur senam ini.  Pantauan Koran ini, Wabup OKI, H Engga Dewata Zainal SSos dan Sekda OKI, Ir H Ruslan Bahri MT, terlihat begitu semangatnya menggerakan kaki dan tangannya mengikuti alunan musik senam.
Di jajaran kepala dinas, badan dan bagian, seperti Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora), Zaid Kamal SPd MSi dan juga Kabag Humas dan Protokol, Suhaimi AP MSi, walaupun agak bingung namun kedua pejabat ini cukup enjoy menggerakan tangan dan kakinya ke kanan dan ke kiri.
Berbeda sekali yang terlihat di jajaran pejabat aparat kepolisian dan Kodim 0402, Kasat Reskrim Polres OKI, AKP H Surachman dan Kasdim Mayor Inf Dedi Kurniadi. Bila mereka sehari-harinya bertindak dan berprilaku tegas, dalam senam ini keduanya terlihat begitu gemulainya menggoyangkan pinggulnya, ini menunjukkan begitu antusiasnya mereka mengikuti rangkaian kegiatan dalam rangka peringatan HUT ke 3 tahun Ogan Ekspres dan Kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati OKI ini. (to)

Selasa, 14 Februari 2012

Kejari Bidik 6 Pejabat

KAYUAGUNG - Kejaksaan Negeri (Kejari) Kayuagung yang melingkupi wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dan Ogan Ilir (OI), saat ini sedang membidik 6 pejabat yang diduga melakukan tindak pidana korupsi yang menyebabkan kerugian uang negara.
Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Kayuagung, Mamiek Suligiono SH MH ditemui di ruang kerjanya, kemarin (14/2) mengatakan, banyak harapan masyarakat umum baik di Bumi Bende Seguguk dan Bumi Caram Seguguk yang menggantungkan harapan kepada pihak kejaksaan terkait penegakkan hukum.
Hal itu, kata Mamiek, dibuktikan dengan sejumlah laporan masyarakat baik perorangan maupun atas nama kelompok kepada Kejari Kayuagung. Laporan itu berisi dugaan korupsi yang dilakukan pejabat pada beberapa instansi pemerintahan.
”Ada 5 sampai 6 pejabat yang dilaporkan mereka,” kata Mamiek tanpa menyebutkan nama instansi pemerintahan tersebut, karena saat ini laporan masyarakat sedang ditindaklanjuti.
Pihaknya berharap masyarakat harus aktif dalam memberikan laporan, info dan data terkait dugaan penyelewengan uang negara. ”Ada yang kasusnya dilakukan 2 tahun lalu (2010), ada juga yang tahun 2011. Namun belum masuk dalam tahap penyelidikan, karena saat ini masih penyidikan,” ungkap Kajari sembari mengatakan, semua laporan itu sedang ditangani kejaksaan melalui Seksi Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) yang memiliki beberapa jaksa baru.
Mengenai nominal kerugian negara akibat dugaan korupsi yang dilakukan pejabat itu, Kajari mengatakan, belum bisa diketahui sekarang. Namun dari 6 dugaan kasus korupsi itu, nilai anggaran minimal Rp250 juta dan maksimal Rp2,2 miliar.
”Itu nilai anggarannya, jadi uang yang diduga dikorupsi belum bisa kita ketahui,” urai Mamiek yang juga menjelaskan, jajaran Kejari Kayuagung saat ini diperkuat personil berupa 7 jaksa baru yang saat ini sedang bekerja menangani kasus tersebut.
Mengenai masih adakah kemungkinan kasus dugaan korupsi lainnya, Kajari mengaku tentu saja ada dan sedang ditangani lembaga lain yakni kepolisian. Bila kepolisian sudah menangani kasus dugaan korupsi, maka Kejari Kayuagung tidak ikut menangani kasus tersebut. (to)